Jakarta, TAMBANG – Ledakan tambang batu bara yang terjadi di wilayah IUP PT Nusa Alam Lestari (NAL), Desa Salak, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat yang menelan korban jiwa, menyebabkan kegiatan operasional perusahaan dihentikan sementara.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin pada Jumat (9/12). Menurut dia, seluruh kegiatan operasional di site PT NAL sudah dihentikan sementara, sampai hasil investigasi kecelakaan tambang berakibat mati telah seluruhnya ditindaklanjuti.
“Dan/atau kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019 perihal Surat Edaran Kewajiban Perusahaan terkait Tindak Lanjut Kecelakaan Tambang Berakibat Mati,” ujar Ridwan dalam ketarangan tertulis.
Selain itu, dia juga menjelaskan bagaimana kronologi meledaknya tambang batu bara di Tanah Minang ini. Kata dia, peristiwa mengerikan itu terjadi di lubang nomor DC 02, tambang batu bara bawah tanah milik PT NAL.
“Pada hari Jumat, tanggal 9 Desember 2022 pukul 08.50 WIB, telah terjadi ledakan di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari, yang merupakan Izin Usaha Pertambangan Batubara Nomor SK IUP OP No.570/1338-Periz/DPM-PTSP/VII/2020, tanggal 6 Juli 2020, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat,” bebernya.
Ridwan menyampaikan, ledakan terjadi pada awal shift kerja di mana sudah terdapat 14 orang pekerja tambang yang berada di lubang tambang. Pada tanggal 9 Desember 2022 pukul 17.50 WIB, proses evakuasi sudah berhasil dilakukan terhadap 14 orang tersebut.
“3 orang pekerja tambang mengalami luka ringan, 1 orang pekerja tambang mengalami luka bakar dan sudah dilakukan penanganan di RSUD Kota Sawahlunto, 10 orang pekerja tambang dinyatakan meninggal dunia. Jenazah 10 orang pekerja tambang tersebut sudah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto,” jelasnya.
Menurutnya, proses evakuasi dilakukan oleh tim PT NAL bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, BASARNAS, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa saat ini empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM yang dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatera Barat telah tiba di lokasi ledakan untuk melakukan pemeriksaan awal, koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut.
“Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh Inspektur Tambang,” pungkas Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ini.