PT Timah menargetkan pembangunan pabrik pengolahan tanah jarang berskala Industri bisa terealisasi tahun depan dengan kapasitas produksi mencapai 500 ton per tahun.
Jakarta-TAMBANG. PT Timah (Persero) Tbk saat ini tengah merencanakan proyek pembangunan pabrik pengolahan tanah jarang (rare earth) berskala Industri.
Sekretaris Perusahaan PT Timah, Agung Nugroho menuturkan untuk merealisasikan rencana tersebut, manajemen telah membentuk tim khusus untuk menyiapkan perhitungan maupun segala sesuatunya yang berkaitan dengan pembangunan konstruksi pabrik dengan kapasitas produksi 500 ton per tahun.
“Investasinya sedang difinalkan, kisarannya diangka Rp400 miliar. Kami juga sudah menentukan lokasinya, ” jelasnya, Selasa (17/11).
Direktur Utama Timah, Sukrisno sebelumnya pernah mengatakan rencana tersebut muncul setelah pihaknya merampungkan pembangunan pabrik pengolahan tanah jarang berskala kecil pada Agustus lalu, yang berlokasi di Muntok, Bangka Barat.
“Kalau pabrik kecil sudah beroparesi sejak pertengahan tahun ini. Sekarang kami siapkan bangun pabrik berskala industri,” ungkapnya.
Saat ini, pabrik pengolahan tanah jarang berskala kecil milik PT Timah memiliki kapasitas produksi hingga 50 kilogram (KG) per hari. Untuk membangun pabrik itu, perusahaan berpelat merah menghabiskan dana sebanyak Rp40 miliar. Agung bilang, logam tanah jarang yang diproduksi PT Timah berupa Hidrooksida. Tujuan pasarnya adalah Asia Timur dan Eropa dengan niali jual mencapai US$230 per Kg.
Seperti diketahui, logam tanah jarang merupakan mineral ikutan yang berasal dari proses penambangan bijih timah, dan memiliki manfaat yang luar biasa. Kegunaan Logam Tanah Jarang diantaranya adalah sebagai bahan baku berbagai produk elektronik seperti layar tv, laptop, telepon genggam, dan lain-lain. Besarnya permintaan pasar juga membuat perusahaan berpelat merah itu memilih fokus untuk memproduksi tanah jarang.
PT Timah terus mengupayakan pengembangan bisnis pertimahan dan mineral lainnya, dan tidak terfokus pada bijih timah saja.