Jakarta,TAMBANG,- Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd (SMM) secara resmi mengumumkan secara resmi penghentian kegiatan studi kelayakan di proyek Pomalaa Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden & Direktur Perwakilan Akira Nozaki lewat Keterangan Resmi Perusahaan. Akira menegaskan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk menghentikan studi kelayakan yang sedang berlangsung terkait dengan rencana pembangunan smelter nikel di wilayah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Proyek Pomala akan membangun smelter nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang produknya akan menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Sebagaimana diketahui, Sumitomo Metal Mining Co.,Ld mulai bekerja sama dengan PT Vale Indonesia,Tbk (PTVI) pada tahun 2012. Kerjasama ini dilakukan terkit studi kelayakan proyek Pomalaa. Kemudian mulai tahun 2018 telah melakukan studi kelayakan definitif untuk proyek tersebut. Namun karena penyebaran COVID-19, prosedur untuk mendapatkan izin dan diskusi dengan PTVI tertunda.
Dalam keadaan yang tidak pasti, PTVI mulai mencari alternatif untuk mempromosikan proyek Pomalaa dengan SMM dan SMM belum dapat melanjutkan negosiasi dengan PTVI. “Karena sulit untuk mempertahankan tim studi proyek internal dan eksternal tanpa prospek kemajuan di masa depan, SMM telah menyimpulkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menghentikan studi,”terang Akira.
Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd (SMM) mengakui bahwa proyek Pomalaa adalah inti dari strategi SMM untuk mengamankan sumber daya nikel untuk mencapai visi jangka panjang dari tingkat produksi nikel tahunan sebesar 150.000 ton nikel per tahun. Proyek ini juga diposisikan sebagai proyek besar untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan Sumitomo Metal Mining Co.Ltd dalam Rencana Bisnis tahun 2021 yang baru-baru ini diungkapkan.
“Meskipun kami menyesali hasil ini, kami akan melanjutkan upaya kami untuk mengamankan sumber daya nikel untuk memperkuat rantai tiga rantai nilai bisnis SMM yakni Sumber Daya Mineral, Peleburan & Pemurnian dan Material. Tujuannya memastikan pasokan produk nikel SMM yang stabil sebagaimana tercantum dalam Rencana Bisnis 3 Tahun SMM,”pungkas Akira.
Ditegaskan pula bahwa keputusan ini berdampak minimal pada kinerja hingga 31 Maret 2023 mendatang. “Hal ini akan berdampak minimal pada hasil perusahaan kami pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 dan 31 Maret 2023,” demikian laporan tersebut.