Jakarta-TAMBANG. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merumuskan sejumlah strategi untuk menghadapi krisis harga minyak dunia. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan penurunan harga minyak berakibat pada penurunan belanja untuk investasi di sektor hulu migas yang diikuti dengan penurunan biaya.
“Secara global, penurunan biaya eksplorasi dan produksi sebesar kira-kira 20,3%. Ini penurunan yang sangat signifikan,” katanya kepada wartawan, Selasa (5/1).
Rendahnya harga minyak ini tentunya memiliki dampak baik untuk jangka pendek, yaitu penurunan penerimaan negara, maupun dampak jangka panjang yaitu kelanjutan kegiatan pencarian cadangan migas baru di Indonesia. Untuk meminimalisasi dampak ini, SKK Migas telah melakukan sejumlah strategi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan efisiensi pengeluaran capital (capital expenditure) dan pengeluaran operasional (operational expenditure), optimasi kegiatan pengeboran, serta peningkatan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur.
Selain itu, industri hulu migas juga melakukan negosiasi harga dengan penyedia barang dan jasa serta mengevaluasi ulang proyek-proyek yang keekonomiannya terpengaruh harga minyak. “Kalau saat harga minyak turun lalu ada proyek yang keekonomiannya tidak masuk, harus kita tinjau lagi,” ujar Amien.
Meskipun adanya sejumlah langkah efisiensi tersebut, SKK Migas tetap akan mempertahankan kegiatan-kegiatan eksplorasi dalam bentuk studi, survey, dan pengeboran. Saat harga minyak turun seperti saat ini, harga-harga jasa pendukung kegiatan eksplorasi juga turun drastis. “Sebagian dari investor berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan eksplorasi,” tambahnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan menurut Amien adalah menciptakan iklim investasi supaya tetap kondusif di tengah harga migas yang tidak menggembirakan. “Kami memberikan masukan kepada pemerintah mengenai kebijakan fiscal agar menarik bagi investor,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa di tengah krisis harga migas saat ini, keberpihakan terhadap industri nasional tetap dijaga. “SKK Migas membuat kebijakan yang memperhatikan kapasitas nasional. Dalam keadaan harga seperti ini, tentunya keberpihakan kepada kapasitas nasional sangat diperlukan,” tutup Amien.