Jakarta-TAMBANG. Transkip rekaman Anggota Dewan dengan pengusaha dan petinggi PT Freeport Indonesia yang diterima sejumlah awak media pada Senin (16/11) malam, diduga disebarkan oleh Andika Maulana Halimaking, pria yang berdomisili di Karawang, Jawa Barat.
Dalam email yang berjudul ‘Isi Percakapan antara Anggota Dewan, Pengusaha, dan Pimpinan Freeport 08/06/15’ ini berisi transkip percakapan, antara Anggota Dewan berinisial SN, pengusaha berinisial R dan di duga petinggi Freeport Indonesia berinisial MS.
Masih menjadi tanda tanya besar, bagi sejumlah awak media yang biasa melakukan kegiatan peliputan di Kementerian ESDM. Pasalnya, pada Senin (16/11) pukul 19.08 wib, sejumlah awak media mendapatkan email misterius berisi transkip rekamanan pertemuan antara Anggota Dewan, pengusaha dan petinggi PT Freeport Indonesia, diduga Maroef Sjamsoeddin. Kiriman email ini menjadi misterius karena sang pengirim dengan alamat email [email protected] yang tidak jelas asal muasalnya dan tidak menyebutkan nama asli atau lembaga.
Percakapan dalam transkip yang diterima awak media ini, terdiri dari tiga lampiran yang dilengkapi dengan keterangan durasi percakapan. Beberapa nama disebut dalam transkip tersebut, diantaranya Darmo, Rudi dan Luhut yang diduga adalah politisi, pengusaha dan pejabat negara. Dalam transkip tersebut jelas terungkap adanya permintaan proyek dan saham kepada petinggi PT Freeport Indonesia.
Guna mencari kebenaran dan validitas dari transkip yang dikirim oleh pemilik alamat email [email protected], MAJALAH TAMBANG melakukan penelusuran. Hasil penelusuran pun berbuah manis, berhasil menemukan si pemilik email penyebar transkip remakan berjudul ‘Isi Percakapan antara Anggota Dewan, Pengusaha, dan Pimpinan Freeport 08/06/15’.
Pemilik email [email protected] ternyata memiliki nama asli Andika Maulana Halimaking. Pria kelahiran Jakarta, 21 Oktober 1992, berdomisili di Karawang-Jawa Barat. Saat dihubungi melalui sambungan telepon selular, Andika awalnya mengaku tidak mengetahui penyebaran informasi soal transkip rekaman yang diterima awak media.
Namun setelah didesak, Andika akhirnya mengakui kalau email tersebut dirinya yang menyebarkan ke alamat email media. Menurut pengakuan Andika, dirinya hanya diberi tugas oleh Muhammad Imam untuk menyebarkan email yang telah diterimanya.
Andika sendiri tidak mengetahui soal validitas konten email yang disebarkan ke awak media, “Saya tidak tahu. Saya dapat dari Muhammad Imam,” ungkapnya. Saat ditanya secara mendalam soal sosok Imam, Andika segera menutup telepon selularnya dan menonaktifkan telepon selularnya.
Hingga saat ini, transkip percakapan yang diterima oleh awak media menjadi tanda tanya besar. Apakah transkip tersebut benar apa adanya? Atau hanya sebagai pepesan kosong yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Tidak ada yang dapat memastikan, kecuali ada kejujuran dan keberanian dari para pejabat negara yang memiliki bukti untuk membongkar praktik-praktik mafia ke masyarakat luas dengan sejelas-jelasnya.
Barang busuk harus di buka…siapa yg berbuat busuk