Jakarta, TAMBANG – Direktur Hilirisasi Mineral dan Batubara, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Hasyim Daeng Barang membeberkan alasan tersendatnya pembangunan smelter bauksit. Kata dia, sejumlah investor menarik diri imbas pandemi Covid-19.
“Kami memang ada kendala sedikit beberapa perusahaan, karena kemarin mereka sempat berhenti pada saat pandemi, investor menarik (diri),” ujar Hasyim usai menghadiri acara Indonesia Mineral and Energy Conference yang digelar Aspebindo, Selasa (19/12).
Hal tersebut menyebabkan proses pendanaan untuk menyelesaikan proyek smelter bauksit menjadi terganggu. Meski begitu, pihaknya sudah memfasilitasi perusahaan bersangkutan untuk mendapatkan investor baru.
“Akhirnya terkendala di bisnis matching-nya. Kami coba fasilitasi untuk mendapatkan investor untuk segera pabriknya dibangun,” imbuh dia.
Berdasarkan catatan tambang.co.id, pada tahun ini pemerintah menargetkan pembangunan smelter bauksit sebanyak 12 smelter. Dari jumlah tersebut, 8 smelter masih dalam tahap konstruksi.
Hasyim menuturkan, smelter yang tengah dibangun sudah memiliki progres sekitar 30-40 persen. Karena itu, pihaknya terus mendorong proses konstruksi agar cepat diselesaikan termasuk dengan membantu menjembatani untuk mendapatkan pemodal baru.
“Sebenarnya sudah ada yang progres, kalau dari laporan mereka sudah ada yang 30 persen, 40 persen. Hanya tinggal kita dorong terus, pemerintah fasilitasi terus sehingga timeline dia bisa tercapai,” ucapnya.
Menurut dia, sudah ada calon investor yang tertarik untuk menyelesaikan smelter pengolah bauksit untuk menjadi alumina ini. Namun, pihaknya tidak bisa intervensi lebih jauh karena proses Bussines to Bussines hanya bisa dilakukan oleh perusahaan dan calon investor.
“Kami awal tahun kemarin ada beberapa perusahaan yang telah kami coba fasilitasi dan ada beberapa investor yang tertarik. Sudah kami coba lakukan, karena kami tidak bisa masuk secara B to B, itu kan persoalan perusahaan. Ini di luar negeri, dari Tiongkok,” beber dia.
Sebagai informasi, saat ini smelter bauksit yang sudah beroperasi baru ada empat yakni smelter milik PT Indonesia Chemical Alumina punya PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Smelter ini mengolah bauksit menjadi Chemical Grade Alumina (CGA).
Kedua, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery yang sudah membangun dua line dengan kapasitas 2 juta ton Smelter Grade Alumina (SGA) per tahun. dan smelter milik PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang memproduksi SGA.