Jakarta-TAMBANG. Pertamina Hulu Energi, anak usaha Pertamina (Persero) masih belum berani mengambil keputusan apapun terkait rencana kelanjutan ppembangunan pelabuhan Cilamaya. Rencana itu sempat dihentikan sementara oleh mantan Menko Perekonomian, Chairul Tanjung.
Presiden Direktur PHE, Ignatius Tenny Wibowo menyatakan saat ini diskusi antara instansi yang berkepentingan masih terus berlangsung. Namun menurutnya yang terpenting adalah bagaimana mencari solusi yang terbaik untuk semua dengan memperhitungan berbagai macam isu yang ada.
“Kami ingin secepatnya selesai karena itu berpengaruh pada program-program yang ingin kita kembangkan,” kata Tenny di Kantor Pertamina Pusat, Selasa (18/11).
Kata Tenny potensi kerugian yang akan dialami Pertamina cukup banyak meskipun dia tak mengetahui berapa angkanya. Sekarang produksi PHE ONWJ sekitar 200 juta gas dan 40 ribu barel minyak. Ia tak menampik bila pelabuhan jadi dibangun ada beberapa bagian yang harus ditutup. “Beberapa bagian harus ditutup dan pipanya harus diperdalam makanya kita diskusi sama cari solusi terbaik,” ungkapnya.
Seperti diketahui, minggu lalu Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan pemerintah tengah membenahi sejumlah regulasi dan perizinan untuk memudahkan investasi dibidang infrastruktur transportasi baru. Salah satunya untuk kelanjutan proyek pembangunan Perabuhan Cilamaya dan Bandara Karawang, Jawa Barat.
Jonan menjelaskan, dirinya telah bertemu duta besar Jepang membahas mengenai proyek tersebut. “Cilamaya jadi dibangun. Dubes Jepang ketemu saya. Secara prinsip saya setuju,” kata Jonan.