Jakarta-TAMBANG. PT SMR Utama Tbk (SMRU), perusahaan pertambangan dan jasa pertambangan batu bara berencana memproduksi batu bara setelah harga kembali membaik. Sekretaris Perusahaan SMRU, Ricky Kosasih mengatakan selepas mengakuisisi perusahaan kontraktor batu bara dan pertambangan batu bara pada pertengahan tahun lalu perusahaan belum banyak melakukan aktivitas.
“Setelah harga batu bara sebesar US$ 80 – US$ 90 per ton kami akan mulai memproduksi batu bara,” jelasnya di Jakarta, Kamis petang (25/6).
Dia melanjutkan, saat ini pendapatan perseroan bakal fokus pada bisnsi kontraktor terlebih dahulu. Perseroan tercatat merupakan kontraktor kawasan tambang PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).
Ricky masih optimistis pasar batubara di masa mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan kondisis saat ini. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijkan pemerintah yang fokus mengembangkan infrastruktur dan kapasitas listrik Indonesia.
SMRU sendiri saat ini menguasai izin usaha pertambangan (IUP) di Kalimantan dengan sumber daya batu bara sebanyak 100 juta ton. Namun tahun ini perseroan memproyeksikan pendapatan dari sektor kontraktor batu bara sebesar US$ 66 juta dan mampu mencatatkan laba bersih. Pendapatan perseroan tahun lalu tercatat sebesar US$ 27,6 juta dan mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 2,6 juta.