Jakarta, TAMBANG – Sebagai perusahaan bearing kelas dunia, SKF terus berinovasi dalam mendukung keberlanjutan industri. Lewat gelaran Manufacturing Indonesia 2023, SKF memamerkan solusi komprehensif yang terdigitalisasi dan berkelanjutan berbasis “Intelligent and Clean”.
“SKF berkomitmen untuk berperan lebih dari sekadar penyedia peralatan, tetapi juga sebagai mitra strategis pendukung para pelaku industri dalam menyambut revolusi industri 4.0 serta merespons kebutuhan global dengan cepat dan tepat. Melalui solusi berbasis ‘Intelligent and Clean’ yang SKF hadirkan, kami bertekad mewujudkan industri manufaktur Indonesia yang berimbang; menggabungkan produktivitas tinggi dengan pengurangan biaya operasional dan pemeliharaan, sekaligus mengurangi dampak lingkungan seminim mungkin,” kata Alfajri Abubakar, Department Head of Original Equipment Manufacturer (OEM) and Service PT SKF Industrial Indonesia.
Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Perindustrian telah menjalankan berbagai langkah untuk mendukung percepatan digitalisasi industri. Ini dilakukan demi membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030 mendatang.
Tidak kalah penting, pemerintah juga menggaungkan transformasi industri yang berorientasi pada keberlanjutan, seperti menggunakan sumber daya alam yang efisien, dapat digunakan berulang kali, dan ramah lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, SKF menyajikan solusi inovatif “Intelligent and Clean” dalam mempercepat digitalisasi dan keberlanjutan industri di pasar indonesia. Strategi ini diteruskan kepada seluruh layanan dan produk SKF, termasuk remanufaktur untuk bearing, pemantauan kondisi (condition monitoring), dan perawatan (maintentance).
Baca Juga: Akselerasi Digitalisasi Dan Keberlanjutan, SKF Luncurkan 4 Solusi Inovatif
Dalam kesempatan yang sama, SKF juga mempromosikan pentingnya peran perempuan dalam industri pengolahan dengan menghadirkan para women engineer sebagai figur inspiratif.
Ika Silviana selaku Application Engineer PT SKF Industrial Indonesia menyampaikan pandangannya mengenai engineer perempuan dalam industri yang didominiasi oleh laki-laki.
“Bagi saya, menjadi seorang engineer perempuan tak hanya soal membuktikan kemampuan teknis, tetapi juga kesempatan membuka pintu inspirasi bagi perempuan lain. Saya percaya perempuan memiliki potensi besar untuk memberikan perspektif yang berbeda, inovasi yang khas, dan determinasi besar untuk meraih kesuksesan dalam sektor industri yang dinamis,” jelas Ika.
Perusahaan menyebut, sekitar 30 persen karyawan SKF Industrial Indonesia merupakan perempuan dengan berbagai latar belakang pendidikan terutama di bidang teknik. Karyawan perempuan ini menempati berbagai posisi, seperti engineer, bahkan manajerial perusahaan.
Untuk memberdayakan karyawan perempuan, perusahaan memprakasai berbagai kegiatan khusus yang salah satunya program SKF Women Empowerment Club. Program ini berfokus pada pengembangan keterampilan bagi karyawan perempuan SKF. Kegiatan yang dijalankan mencakup kelompok baca (book club) untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum.
Selain itu, kegiatan rutin lainnya adalah, Pagi-Pagi Bersih, berupa gotong royong membersihkan lingkungan area taman di Jakarta Selatan – sebagai bentuk dukungan sosial para karyawati SKF kepada masyarakat sekitar.
SKF juga menjalankan aktivitas bersama Rumah Pintar Aisha, yaitu tempat belajar bagi anak-anak kurang beruntung yang memiliki minat belajar, membaca, dan menulis. Kepada kelompok ini, SKF aktif terlibat dalam pemasangan bookshelf dan pemberian donasi.
Gerilda Ridwina, Technology and Solution Business Development PT SKF Industrial Indonesia sekaligus Ketua SKF Women Empowerment Club, mengatakan bahwa SKF terus berkomitmen dalam mengembangkan kompetensi dan keterampilan perempuan di industri manufaktur.
“Melalui SKF Women Empowerment Club, kami menciptakan wadah untuk pertukaran ide sekaligus platform mentorship yang secara berkelanjutan mendampingi para perempuan di SKF agar terus berkembang dan mampu berkontribusi dengan optimal,” tutupnya.