Jakarta, TAMBANG – Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengungkapkan Minerba One Data Indonesia (MODI) dan Minerba One Map Indonesia (MOMI) sempat diserang hacker.
Atas insiden tersebut, evaluasi terhadap Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) menjadi terganggu.
“Beberapa hal terjadi yang menjadi terlambat, pertama adalah teknis. Sistem kami sempat diserang hacker,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, (1/2).
Ridwan menjelaskan gangguan terhadap sistem tersebut terjadi mulai Desember tahun 2022 selama 10 hari. Bahkan, serangan masih dialami hingga saat ini sehingga proses evaluasi RKAB sebagian dijalankan secara manual.
“Terjadi cukup lama pada bulan Desember, selama 10 hari sistem tidak bisa berfungsi. Pada awal Januari selama satu minggu dan minggu ketiga Januari. Hingga saat ini masih terjadi kendala di sistem kami, sehingga sebagian dikerjakan secara manual,” bebernya.
Atas gangguan teknis ini, permohonan RKAB komoditas timah tahun 2023 yang sudah disetujui baru mencapai 18 perusahaan. Padahal total RKAB yang masuk data Ditjen Minerba berjumlah 98 perusahaan.
Sementara itu, RKAB yang sedang dalam evaluasi berjumlah 11, sudah evaluasi 87. Dari 87, sebanyak 42 rkab dikembalikan untuk dilakukan perbaikan, evaluasi perbaikan 15 dan yang dalam proses persetujuan berjumlah 12 perusahaan.
“Sedang evaluasi ada 11, sudah evaluasi 87. Dari 87 yang sudah dievaluasi itu ada 42 yang dikembalikan untuk perbaikan, evaluasi perbaikan ada 15 dan proses persetujuan ada 12,” jelasnya.
Meski begitu, Ridwan tetap akan mengevaluasi permohonan RKAB yang diajukan melebihi batas waktu serta akan memperbaiki celah keamanan dan mengupgrade aplikasi MODI dan MOMI.
“Strategi penyelesaian yaitu percepatan penyelesaian evaluasi RKAB, tetap mengevaluasi permohonan RKAB yang diajukan melebihi batas waktu serta akan memperbaiki celah keamanan dan mengupgrade aplikasi MODI dan MOMI,” tegasnya.
Sebagai informasi, jumlah IUP komoditas timah pada tahun 2023 bertambah 4 IUP dari semula 216 IUP. 4 IUP tersebut terletak di Bangka Belitung yang dimiliki pihak swasta, sementara IUP PT Timah masih berjumlah 118.