Jakarta, TAMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) berkomitmen untuk mempromosikan keragaman budaya dan wisata ke kancah nasional bahkan internasional. Ini dilakukan salah satunya untuk menumbuhkan potensi ekonomi masyarakat setempat.
Terbaru, lewat Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Pemkab Kotabaru menggelar One Night Saijaan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Sabtu 9 Desember 2023. Pagelaran ini menampilkan keanekaragaman seni, budaya dan pariwisata Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Restog Krisna Kusuma mengapresiasi Pemkab Kotabaru karena telah mempromosikan ragam budaya dan wisata di kancah nasional. Menurutnya, pagelaran ini diharapkan dapat mengembalikan potensi ekonomi masyarakat pasca Pandemi Covid-19.
“Diharapkan event-event yang dilakukan secara masif di daerah dan di pusat dapat menumbuhkan atau mengembalikan potensi ekonomi masyarakat,” ujar Restog.
Dalam pengenalan seni, budaya dan pariwisata lokal baik di kancah nasional maupun internasional, lanjut Restog, dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat. Pihaknya juga berkomitmen untuk terus mendorong dan mempromosikan budaya dan wisata lokal Kotabaru sebagai destinasi pilihan.
“Keterlibatan masyarakat sangat diharapkan. Kami support juga bahwa event-event ini bisa dilakukan di daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya,” imbuh Restog.
Hal serupa diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Muhammad Syarifuddin. Dia menyebut bahwa pagelaran One Night Saijaan sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan potensi budaya dan wisata Kotabaru ke khalayak umum apalagi sudah menjadi kawasan strategis pariwisata Provinsi Kalsel.
“Objek wisatanya termasuk ke dalam kawasan strategis pariwisata provinsi yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 11 tahun 2013, yaitu Pantai Teluk Tamiang, Tanjung Kunyit dan Samber Gelap di Kotabaru,” ujar Muhammad Syarifuddin.
Menurut dia, pantai-pantai tersebut tidak hanya menyuguhkan panorama alam yang indah, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk rekreasi bawah laut seperti diving dan snorkeling. Di sini, wisatawan akan disuguhkan dengan aneka biota laut yang cantik dan indah serta airnya yang jernih.
“Destinasi wisata ini berbasis pada wisata bahari berupa snorkeling, diving, dan daya tarik pantai, terumbu karang serta biota laut lainnya,” jelas dia.
Dia juga berbangga lantaran beberapa waktu lalu salah satu urban legend masyarakat Kotabaru telah diangkat ke layar lebar yaitu Saranjana. Saranjana adalah cerita kota gaib yang sudah ada sejak zaman dulu.
“Kita patut berbangga karena kehidupan seni dan kebudayaan Kabupaten Kotabaru diangkat ke layar lebar melalui Film Saranjana,” pungkasnya.
Kepala Bidang Event dan Pertunjukan Disparpora Kotabaru, Rudi Nugraha menyebut, pagelaran One Night Saijaan yang bertajuk Bakunjangan Ka Kampung Laut Kotabaru dilaksanakan selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu, 9-10 Desember.
Pada hari pertama, kegiatan difokuskan pada promosi gelar seni budaya dan pariwisata Kabupaten Kotabaru dengan menampilkan beberapa seni pertunjukan seperti kesenian Titi Tali Suku Bajo, Tari Mayang Suku Banjar, Tari Gapura Watas dan lain-lain.
“One Night Saijaan Bakunjangan Ka Kampung Laut itu artinya ayo jalan-jalan ke kampung lautnya Kotabaru. Dalam acara ini kita tampilkan beberapa kesenian dari etnis yang asli di Kotabaru, pertama Suku Bajo,” ujar Rudy.
Kata Rudi, budaya Titi Tali memiliki sejarah yang panjang yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Suku Bajo.
“Mereka dulu tidak ada titian atau tidak ada jalan, mereka hanya menggunakan tali dari kapal perahu ke rumah, hanya menggunakan tali yang dilempar berjalan di tali. Jadilah budaya mereka. Kemudian ada Suku Banjar dan Dayak. Beberapa etnis kita bawa ke sini,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga menghadirkan karnaval busana, stan-stan ekonomi kreatif dan hasil kerajinan masyarakat Kotabaru untuk dijajakan kepada para pengunjung. Menurut dia, pengembangan pariwisata harus sejalan dengan pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
“Termasuk ekonomi kreatif, fashion karnaval, kerajinan dan seni rupa. Ini bagaimana kita mengembangkan ekonomi kreatif harus sejalan dengan pengembangan pariwisata,” ujar Rudi.
Hal penting lainnya dari pertunjukan ini adalah penyampaian informasi terhadap peluang investasi di semua lini yang berpotensi dikembangkan di Kotabaru seperti pertambangan, perikanan, kehutanan dan sebagainya.
“Selian itu kita juga memberikan informasi peluang investasi apa saja baik itu pertambangan, perikanan, kehutanan, semua potensi di Kotabaru kita sampaikan,” pungkasnya.
Komitmen Arutmin Majukan Pariwisata
Sebagai perusahaan tambang batu bara yang berkomitmen terhadap aspek environmental, social and governance (ESG), Arutmin turut aktif mendorong potensi wisata, ekonomi kreatif dan budaya Masyarakat sekitar termasuk di Kotabaru. Di Kotabaru ini, Arutmin memiliki terminal batu bara yang dikenal dengan Nort Pulau Laut Coal terminal (NPLCT).
“Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kotabaru telah melibatkan banyak pihak, tidak hanya Masyarakat namun juga PT Arutmin Indonesia, NPLCT yang bergerak di bidang pertambangan batu bara, ” ujar CDEA Superintendent Arutmin, Eko Pribadi.
Kontribusi Arutmin terhadap pengembangan wisata seperti pada wisata alam bukit Bapake dan Mamake, Wisata Kampung Nelayan, Wisata Kampung Kemuning, arboretum tanjung pemancingan dan lain-lain.
“Pemerintah dan Arutmin selalu bersama-sama di dalam memajukan sektor wisata dan ekonomi kreatif di Kotabaru agar terus bertumbuh antara lain: penambahan destinasi, peningkatan profesionalitas pelaku wisata dan ekonomi kreatif, promosi serta inovasi,” bebernya.
Menurut dia, kunjungan wisatawan tercatat terus bertambah, ini membuktikan bahwa Kotabaru sangat layak menjadi tujuan wisata yang bermodalkan keragaman budaya, keindahan alam, pilihan Kuliner laut serta masyarakatnya yang ramah.
Terkait hal ini, Rudi Nugraha mengapresiasi apa yang telah dilakukan anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tersebut.
“Kami berharap, Arutmin setelah nanti berakhir kontraknya dengan pemerintah, Tanjung Pemancingan bisa menjadi destinasi wisata baru serta terintegrasi dengan destinasi yang sudah ada saat ini,” beber Rudi.
Menurut Rudi, Arutmin sangat berkomitmen terhadap masyarakat terkait bagaimana mengembangkan Ekonomi Desa menjadikan destinasi wisata ramah lingkungan serta berkelanjutan. Termasuk mengakomodir warga yang berkebutuhan khusus. “Kelebihan Arutmin didalam memberdayakan Masyarakat, Arutmin mengakomodir semua kalangan Masyarakat termasuk yang berkebutuhan khusus. Bulan ini mereka siapkan tempat usaha bagi Komunitas SATULISAN – Sahabat Tuli Saijaan di objek wisata siring laut. Kami secara inklusif akan melibatkan mereka,” pungkasnya.