Jakarta, TAMBANG – Kontraktor pertambangan kawakan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menggelar Bimbingan Teknis (BimTek) di SDN Jatinegara 06, Jakarta Timur untuk mempersiapkan menjadi Sekolah Adiwiyata dan diverifikasi ke tingkat Provinsi. Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa (12/11).
CSR Sect Head PT Pamapersada Nusantara, Suryadi menyebut adiwiyata merupakan program yang efektif karena di dalamnya terdapat pilar pendidikan dan pilar lingkungan hidup. Kata dia, program ini bertujuan untuk menanamkan cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini.
“Kami memandang bahwa adiwiyata ini merupakan program efektif untuk kami kolaborasikan, ada pilar pendidikan dan ada pilar lingkungan hidup. Sekolah Adiwiyata ini merupakan wadah kaderisasi untuk generasi mendatang yang lebih peduli akan lingkungan hidup,” ucap Suryadi.
Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan program yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tujuannya untuk mendorong sekolah-sekolah di Indonesia agar berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Bimbingan Teknis (Bimtek) kali ini memang dimaksudkan untuk persiapan verifikasi Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi pada bulan Februari tahun 2025 nanti.
Suryadi menjelaskan, sejauh ini PAMA sudah membina 92 Sekolah Adiwiyata yang tersebar di seluruh site operasional perusahaan yakni di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Kata dia, Sekolah Adiwiyata yang dibimbing PAMA ada 9 sekolah.
“Dalam kegiatan CSR, PAMA sudah mendampingi sekitar 92 Sekolah Adiwiyata di seluruh daerah operasional, di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Di Jakarta ada 9 Sekolah Adiwiyata,” imbuh Suryadi.
Peduli Lingkungan Sejak Dini, PAMA Kick Off Sekolah Adiwiyata SMPN 3 Selomerto Wonosobo
Ia juga menegaskan, pembentukan Sekolah Adiwiyata yang dibina PAMA tidak dimaksudkan untuk meraih penghargaan. Lebih dari itu, Sekolah Adiwiyata menjadi jembatan untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan budaya cinta lingkungan sejak dini.
“Bukan soal penghargaan saja. Tapi yang lebih utama adalah membangun budaya dan kebiasan yang lebih ramah lingkungan,” beber dia.
Contoh sederhana dari program adiwiyata di sekolah adalah memilah dan memilih sampah organik dan anorganik serta membuang ke tempatnya. “Memilah sampah, memakai barang barang yang ramah lingkungan, seperti totebag karena mengurangi plastik,” ujar dia.
“Manfaat sehari-hari bisa dirasakan sendiri. Saat belajar di kondisi yang kotor dan bersih, ilmu yang diserap tentu akan lebih mudah dengan kondisi kelas yang bersih,” pungkasnya.