Jakarta, TAMBANG – Pemerintah Indonesia akan mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 660 megawatt (Mw). Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam Business Session Dewan Gubernur Asian Development Bank (ADB), di Georgia.
“Kami sedang dalam tahap finalisasi paket pensiun dini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 Mw yang akan menjadi proyek percontohan kami,” ungkap Sri Mulyani, dikutip dari Antara, Senin (6/5).
Sri Mulyani berharap proyek suntik mati PLTU berkapasitas 660 Mw ini dapat berjalan dengan lancar sehingga bisa diterapkan PLTU-PLTU lain di sejumlah titik. Kata dia, program tersebut sebagai langkah nyata transisi energi.
“Kami berharap proyek ini dapat sukses dan direplikasi pembangkit listrik tenaga batu bara lainnya,” beber Sri Mulyani.
Dia tidak menampik, pensiun dini PLTU butuh biaya jumbo. Karena itu, Sri Mulyani mengajak negara dan pihak lain untuk mendukung dan membantu dalam hal finansial mengingat ini bagian dari program energi bersih yang dikampanyekan dunia global.
“Mengingat besarnya kebutuhan finansial untuk transisi energi, kami ingin mengundang negara dan pihak lain untuk mendukung kami,” imbuh Sri Mulyani.
Program pensiun dini PLTU RI sebelumnya sudah disepakati ADB dalam kerangka Energy Transition Mechanism (ETM). Kesepakatan ini dituangkan lewat MoU mengenai Penyelarasan Mekanisme Transisi Energi antara Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu dan Director General and Group Chief Sector Group Ramesh Subramaniam, di sela penyelenggaraan COP28 UNFCCC Dubai, akhir Desember 2023.
ETM sendiri adalah program pembiayaan ADB untuk mengakselerasi transisi energi berkelanjutan dari energi fosil ke energi bersih, yang dikolaborasikan bersama dengan pemerintah negara-negara, investor swasta dan filantropi.
ETM saat ini sedang dijalankan di lima negara, yaitu, Indonesia, Vietnam, Filipina, Pakistan dan Kazakhstan. Program ETM ADB di Indonesia terbilang yang paling ambisius dan progresif.
Untuk diketahui, pemerintah sudah mempersiapkan rencana pensiun dini (Early Retirement) PLTU lainnya dengan total kapasitas 4,8 gigawatt (GW) pada 2030. Pendanaan dilakukan melalui Just Energy Transition Partnership (JETP).