Jakarta-TAMBANG. PT Sumberdaya Sewatama mendapat suntikan modal sebesar Rp300 miliar dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dalam bentuk Mandatory Convertible Bond bertenor lima tahun. Kucuran dana itu, nantinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan proyek-proyek pembangkit tenaga listrik energi baru terbarukan.
Direktur Utama Sumberdaya Sewatama, Elan B Fuadi menjelaskan saat ini pihaknya tengah fokus membangun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. Ia menilai pembangunan pembangkit listrik menjadi hal pokok yang harus segera diwujudkan mengingat masih banyak wilayah di Indonesia yang belum teraliri listrik.
“Energi terbarukan seperti ini kan yang paling cocok untuk dikembangkan di pulau terluar yang memang belum tersentuh listrik,” katanya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (12/1).
Elan melanjutkan untuk membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan dibutuhkan pendanaan tidak sedikit, per 1 MW investasinya sekitar Rp27 miliar. “Lain-lain tergantung teknologi yang dipakai, investasi segitu biasa untuk minihidro atau biogas. Kalau tenaga uap yang menggunakan batu bara itu sekitar US$1,5 juta,” rincinya.
Dengan melihat besarnya investasi tersebut Elan menyambut baik dukungan dari IIF. Ia melihat turut sertanya investor dalam bidang ketenagalistrikan energi baru terbarukan memberikan sinyal positif untuk menjadikan energi hijau sebagai pilihan utama di masa mendatang.
Targetnya, dalam lima tahun ke depan Sewatama dapat merealisasikan pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro hingga 50 MW, di Sulawesi Selatan. Untuk merealisasikan program tersebut Sewatama akan mengimbangi portopolio bisnisnya. Sementara untuk ranah energi baru terbarukan, perseroan sudah mengantongi proyek kerjasama pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar limbah kelapa sawit (PLTBg) dengan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dengan kapasitas 5 MW. Di Nusa Tenggara Timur, Sewatama juga sudah menyelesaikan pelaksanaan studi tahap awal untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan kapasitas 3 MW.
Selain itu, perseroan juga sudah melakukan kerjasama inovatif dengan Caterpillar Inc untuk proyek pembangunan pembangkit listrik hybrid yang menggabungkan sebagai bauran energi. “Pembangkit listrik hybrid semacam ini ramah lingkungan karena bisa menghemat pemakaian bahan bakar fosil,” terangnya.
Direktur Utama IIF, Sukatmo Padmosukarso menambahkan penyaluran dana di sektor ketenagalistikan meupakan bentuk dukungan IIF untuk menyukseskan program pembangunam listrik 35 ribu megawatt yang diusung pemerintah. Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Sudirman Said menyatakan untuk pembangkit listrik energi baru terbarukan porsinya hingga 8000 MW atau sekitar 25% dari total keseluruhan.
Elan menimpali, dari 8000 MW pihaknya akan berkontribusi sekitar 100 hingga 150 MW. “Kami usahakan bisa mencapai target,” terangnya optimis.
|