Jakarta – TAMBANG. Salah satu tantangan kegiatan pertambangan di Sumatera Selatan adalah transportasi. Kereta Api khusus batu bara selama ini menjadi salah satu transportasi andalan. Namun kapasitasnya masih sangat terbatas.
Untuk itu, Servo Railway berencana untuk memulai konstruksi pembangunan proyek kereta api khusus batu bara pada November 2018. Ini juga merupakan proyek strategis yang secara signifikan akan memberikan andil besar menggerakkan perekonomian nasional, khususnya di sektor energi.
Wujud dari keseriusan tersebut, Servo Railway mengadakan konsolidasi terkait rencana pembangunan proyek kereta api khusus angkut batubara tersebut di Desa Menanti, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim. Konsolidasi ini merupakan momen penting untuk mengintegrasikan kesiapan semua pihak terkait dalam merealisasikan proyek ini sesuai target.
Konsolidasi dilakukan antara Servo Railway dalam kerangka kesepakatan awal dengan para calon kontraktor utama, sub kontraktor, maupun vendor dari dalam dan luar negeri. Sebagai simbol kolaborasi, pada acara tersebut telah dipasang rel jalur ganda (double track) sepanjang satu kilometer.
Acara ini juga dihadiri Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Alex Noerdin. Alex menyampaikan terima kasih kepada pihak Servo Railway sekaligus mendorong agar proyek kereta api khusus ini bisa segera beroperasi. Ia menilai beroperasinya kereta api ini akan menjadikan Sumatera Selatan terdepan sebagai sumber energi nasional. Produksi batu bara dari Sumatera Selatan bisa mencapai 250 juta ton per tahun. Sementara pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi nasional berpacu dengan waktu. “Hanya punya waktu 10-20 tahun lagi,” ungkap Alex.
Mitra strategis Servo Railway yang hadir antara lain PT Bukit Asam (PT BA) dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Para mitra strategis mengapresiasi proyek ini dan berharap bakal terjalin kolaborasi konkret dalam mewujudkan proyek ini. Direktur Operasional PT BA Suryo Eko Hadianto menyatakan siap mendukung dan memanfaatkan proyek Servo Railway yang bisa menjadikan Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional.
Sementara Kepala Divisi Regional III PT KAI Hendy Helmy menyatakan bahwa pembangunan Servo Railway akan memangkas waktu tempuh sekaligus meningkatkan kapasitas angkut batubara pada jalur Tanjung Enim Baru-Tarahan. Sinergi positif PT KAI bersama Servo Railway akan memberikan dampak positif kepada daerah maupun Indonesia secara keseluruhan.
Sementara Direktur Infrastruktur PT Pembangunan Perumahan (Persero) Thoha Fauzi menyatakan terimakasih atas kepercayaan untuk ikut bergabung dalam proyek Servo Railway ini. PT PP sebagai calon kontraktor utama juga menjanjikan akan melakukan pekerjaan dan sumberdaya terbaik untuk proyek ini sehingga bisa memberikan manfaat semaksimal mungkin kepada banyak pihak.
Hadir juga para tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan proyek strategis ini. Para tokoh masyarakat menyambut baik ini dan akan mendukung terealisasikannya proyek ini. Servo Railway sebagai perusahaan swasta nasional didukung oleh tim maupun mitra kerja yang profesional dan berpengalaman dalam transportasi logistik batubara. Servo Railway membangun sistem transportasi batubara, from mine to port, yang efisien sehingga meningkatkan keberlanjutan industri batubara, khususnya di Sumatera Selatan.
Servo Railway akan membangun kereta api khusus sepanjang 150 km. Wilayah operasionalnya meliputi Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Ogan Ilir. Pembangunan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa sistem jalur ganda (double track) yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2020 dan bakal ditingkatkan menjadi jalur ganda rangkap (double double track) dengan target beroperasi pada akhir tahun 2024.
Servo Railway menargetkan bisa mengangkut batubara milik perusahaan afiliasi sebanyak 50 juta ton pada tahun pertama operasi. Jumlah tersebut secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan energi batubara ke depan. Dengan jalur ganda rangkap, kapasitas angkut Servo Railway mampu mencapai 200 juta ton batubara per tahun.
Untuk diketahui Wilayah Sumatera Selatan memiliki sekitar separuh dari total sumberdaya batubara Indonesia. Di tiga kabupaten saja, yakni Muara Enim, Lahat, dan Ogan Ilir, tercatat tidak kurang dari 21 miliar ton potensi sumberdaya batubara.