Jakarta-TAMBANG. Seruan agar pemerintah melakukan nasionalisasi aset PT Freeport Indonesia mulai merambat ke wilayah Jawa Tengah. Sebelumnya di Jakarta, aksi kelompok masyarakat sipil yang menamakan dirinya Front Nasionaliasi Freeport (FNF) masif diadakan di beberapa titik ibu kota.
Koordinator FNF Wil. Jateng, Syukur Sonde mengatakan meskipun drama “papa minta saham” mulai meluap, tuntutan untuk segera menasionalisasi Freeport terus membumi. Ia menganggap tidak ada titik terang yang terungkap dari skandal perpanjangan kontrak Freeport yang melibatkan para elit politik, pejabat dan pebisnis hitam.
“Hari ini Front Nasionalisasi Freeport (FNF) Wilayah Jawa Tengah kembali menggelar Aksi untuk menyerukan kepada pemerintah Joko Widodo agar segera menyusun rencana dan strategi pengambil alihan Freeport,” tulis Syukur dalam keterangan persnya ke redaksi Majalah TAMBANG, Senin (21/12).
Dalam demonstrasi yang diikuti sekitar 50-an massa tersebut, ada aksi teatrikal yang menggambarkan kesengsaraan rakyat Papua yang wilayahnya memiliki kekayaan emas melimpah tetapi hidup sengsara karena terikat kontrak jahat dengan Freeport.
FNF Wil. Jateng menghimbau pemerintah tidak menerima proposal perpanjangan kontrak karya yang diajukan oleh PT Freeport. Apapun iming-iming yang dijanjikan Freeport agar memperoleh izin pertambangan selama 20 tahun kedepan harus ditolak. Sekalipun Freeport menebar ancaman kepada pemerintah jika tidak menuruti keinginan mereka, FNF meminta pemerintah Jokowi tidak takut dan jangan gentar.
Menurutnya saat ini merupakan momentum yang tepat jika Indonesia ingin menjadi kekuatan utama ekonomi dunia. “Syarat agar ekonomi nasional kuat salah satunya dengan menguasai seluruh aset dan kekayaan negara untuk kemudian dikelola dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat dan fondasi ekonomi nasional,” tegasnya.