Beranda ENERGI Energi Terbarukan Seriusi Bisnis EV, Bos Adaro Kunjungi Markas CATL di Cina

Seriusi Bisnis EV, Bos Adaro Kunjungi Markas CATL di Cina

Presiden Direktur Adaro, Garibaldi 'Boy'Thohir saat Temu Wartawan dan Buka Puasa Bersama di bilangan Jakarta. Dok: Rian

Jakarta, TAMBANG – Perusahaan tambang batu bara terkemuka, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) tengah menseriusi diversifikasi bisnis bidang kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Untuk memuluskan aksi korporasi ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), perusahaan baterai asal Cina.

“CATL itu calon partner kita di Kaltara, itu dia the biggest battery manufacturing in the world,” ungkap Presiden Direktur Adaro, Garibaldi ‘Boy’ Thohir di Jakarta, Selasa (18/4).

Boy bahkan telah mengunjungi Negeri Tirai Bambu itu dua kali. Kata dia, selain teknologinya maju, aspek lingkungan dan keberlanjutan CATL juga patut diacungi jempol terutama soal kebersihan dan penghijauan.

“Memang bicara teknologi EV, bicara kemajuannya, penerapannya, itu harus saya akui. Kebersihannya bersih banget. Penghijauan juga bagus. (Kondisi pabrik) dilewati sungai, di pinggir kali sudah kayak di Eropa, ada sungai, taman baru jalan,” beber dia.

Menurut Boy, CATL merupakan produsen baterai kelas wahid di Cina di mana satu dari tiga mobil listrik yang ada di sana pasti memakai baterai buatan CATL. Katanya, perusahaan yang terletak di Ningde, Cina ini menguasai 35-36 persen pangsa pasar baterai lithium ion di dunia.

“Dia the biggest battery manufacturing in the world, menguasai 35-36 persen market share dunia. Jadi semua mobil listrik satu dari 3 itu baterainya pasti dari dia saat ini. Bicara teknologinya maju banget,” imbuh dia.

Di Indonesia, CATL lewat anak usahanya yaitu Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) telah meneken perjanjian kerangka kerja atau framework agreement dengan anak usaha PT Aneka Tambang (Antam), PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dalam pengembangan ekosistem EV battery yang terintegrasi di Indonesia.

Kerja sama ini mencakup kegiatan pertambangan bijih nikel hingga industri daur ulang baterai pada tanggal 14 April 2022.

“Kita ini akan memproduksi lithium baterai. Tapi teknologi itu rupanya berkembang cepat. Sekarang sudah mulai masuk juga pasar lithium ferro phosphate atau LFP,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu.

Adaro sendiri saat ini tengah membangun sejumlah proyek di Kalimantan Utara (Kaltara) di antaranya smelter alumunium, PLTU dan PLTA. Aluminium merupakan salah satu komponen baterai kendaraan listrik yang berasal dari kobalt, material tambang yang juga dimiliki Indonesia dengan jumlah yang cukup banyak.