Jakarta – TAMBANG. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran Kementerian ESDM bekerja keras guna mencapai realisasi penyerapan anggaran tahun 2016 lebih dari 90%. Dia juga meminta agar terus dilakukan monitoring pelaksanaan proyek yang telah ditandatangani dan apabila menemui masalah, Menteri ESDM dan jajarannya harus segera mengambil keputusan.
“Pemerintah telah menetapkan tahun ini sebagai tahun percepatan kerja. Oleh karena itu, seluruh kementerian didorong untuk mempercepat penandatanganan kontrak paket-paket kegiatan di instansinya masing-masing,” ujar Presiden Jokowi dalam acara Penandatanganan Kontrak Kegiatan Strategis Tahun Anggaran 2016 Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (29/2).
Semua kementrian, dikatakannya akan didorong untuk mempercepat penandatanganan kontrak. Agar pengerjaannya tidak sampai akhir tahun atau November – Desember.
Pertengahan tahun lalu, realisasi penyerapan anggaran Kementerian ESDM baru mencapai 10% dan hingga akhir 2015 mencapai 64%. Pada tahun ini, diharapkan realisasinya lebih dari 90%.
Menurut Presiden, salah satu yang menghambat penyerapan realisasi anggaran di Kementerian ESDM adalah cara pikir bahwa proyeknya sudah banyak yang dikerjakan oleh swasta atau BUMN, sehingga kementerian bingung mau melakukan kegiatan apa. Padahal, urusan yang harus dikerjakan masih banyak, antara lain pembangunan listrik di desa dan Indonesia bagian Timur, pembangunan pipa gas untuk rumah tangga, yang jika seluruh kegiatan diserahkan kepada swasta, tidak akan selesai.
Presiden Jokowi juga meminta agar kontrak-kontrak proyek yang telah ditandatangani, dapat segera dilaksanakan sehingga kualitasnya baik. Proyek yang dikerjakan terburu-buru, menurut dia, biasanya berkualitas jelek.
“Cepat ditandatangani, cepat dikerjakan agar bagus kualitasnya. Jangan cepat-cepat, cepat-cepat, tapi kualitasnya jelek. Kalau ditandatangani di awal, biasanya kualitasnya biasanya baik. Tapi kalau ditandatangani bulan September, waktu hujan, baru kerja. Semen belum kering, hujan turun. Begitu Desember, temboknya ambrol. Banyak seperti itu karena dipaksa-paksakan. Nggak mungkin (bangunan) sehari, dua hari kering,” tukasnya.
Presiden mengingatkan, proyek yang dikerjakan harus bermanfaat bagi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama perekonomian lokal. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan diibaratkan seperti setali tiga uang atau dwi tunggal yang tidak dapat berdiri sendiri. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan kedisiplinan dalam pelaksaan sehingga dapat berhasil baik.