Jakarta-TAMBANG. Cucu usaha Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi West madura Offshore (PHE WMO) berhasil mempertahankan tingkat produksi minyak dan gas bumi di semester I tahu 2015. GM PHE WMO, Boyke Pardede mengatakan hingga semester I, perusahaannya berhasil mempertahankan tingkat produksi migas sebesar 14.835 BOPD dan gas sebesar 107,07 MMSCFD.
Jumlah itu sesuai dengan target yang ditetapkan SKK Migas untuk produksi minyak sebesar 14.373 BOPD dan gas sebesar 110,83 MMSCFD. “Dengan komitmen yang kuat kami yakin bisa mencapai target kinerja produksi yang ditetapkan pemerintah,” kata Boyke di Jakarta, Rabu sore (8/7).
Kinerja positif juga dicapai sepanjang tahun 2014, dimana PHE WMO menghasilkan produksi minyak 20.292 BOPD dibanding pencapaian tahun 2013 dengan produksi minyak sebesar 18.086 BOPD. Sedangkan produksi gas PHE WMO tahun 2014 mencapai 116,5 MMSCFD yang juga melampaui capaian produksi gas bumi tahun 2013 sebesar 114,5 MMSCFD
Di tahun 2014 lalu, PHE WMO telah berhasil menambah produksi minyak dan gas bumi setelah berhasil melakukan 147 aktivitas well works yang berhasil memberikan tambahan produksi sebesar 1.254 BOPD dan 9,53 MMSCFD.
Selain aktivitas well works, PHE WMO juga telah menyelesaikan aktivitas akuisisi seismik broadband 3D di area KE-5 seluas sekitar 892 km2. Akuisisi seismik di area KE-5 ini merupakan salah satu upaya untuk mencari dan menambah sumber cadangan migas baru di blok WMO.
Kegiatan besar PHE WMO lainnya juga terlaksana sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, diantaranya pemindahan pipa eksisting penyalur gas bawah air diameter 16’ peninggalan Kodeco di alur pelayaran untuk dipindah ke sisi terluar sebelah timur dari alur pelayaran.
Selain kinerja produksi yang baik, PHE WMO juga berhasil meraih penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2014. Dengan demikian, PHE WMO telah meraih penghargaan tersebut selama dua tahun berturut-turut sejak tahun 2013.
“Penghargaan ini merupakan bukti komitmen PHE WMO dalam menjalankan operasinya telah melebihi standar peraturan lingkungan hidup yang ditetapkan pemerintah,” ujar Boyke.
Salah satu wujud kepedulian lingkungan PHE WMO ditunjukkan pada pelaksanaan program konservasi air melalui penggunaan biopori bagi kelompok Himpunan Penduduk Pemakai ASir Minum (HIPAM) dan masyarakat pengguna air bersih di Desa Bandangdajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.
Program konservasi sumber daya air melalui penggunaan biopori yang dikembangkan PHE WMO ini merupakan kelanjutan dari program air bersih yang telah dijalankan sebelumnya di Desa Bandangdajah, dengan hasil pencapaian berupa kemandirian kelompok. Program Air Bersih Desa Bandangdajah yang telah dikelola secara mandiri oleh kelompok HIPAM telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 400 kepala keluarga.
Program itu kini juga sudah menyebar ke dua desa tetangga lainnya, yakni Desa Tanjungbumi dan Desa Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan. Selain melibatkan HIPAM dan anggota masyarakat pengguna air bersih, dalam program biopori ini PHE WMO bekerja sama dengan Univesitas Trunojoyo Madura.
Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang bermanfaat untuk meningkatkan daya resapan air, meningkatkan kualitas serta kuantitas air tanah, bahkan mengatasi banjir. Keberadaan biopori bisa mendorong pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air, seperti timbulnya penyakit demam berdarah.