Seoul – TAMBANG. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dalam kunjungan kerja bersama Presiden ke Korea Selatan menyaksikan sejumlah penandatanganan nota kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dengan Korea Selatan.
Penandatanganan tujuh nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) itu di bidang kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitian pengembangan energi, dan mineral untuk energi bersih.
“Korea Selatan merupakan mitra strategis Indonesia dibidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Pagi tadi sudah ada penandatanganan Nota Kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dengan Korea Selatan yang berlangsung dalam acara Business Forum”, jelas ketua KADIN Rosan P. Roeslani dalam rilisnya senin (16/5).
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyebutkan bahwa sembilan proyek investasi yang ditandatangani pagi tadi mencapai nilai USD$ 18 Milyar.
“Investasi sebesar US$ 18 Milyar dengan sejumlah pelaku usaha Korea Selatan merupakan komitmen konkret KADIN untuk terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Hal serupa juga sudah dilakukan sebelumnya antara pelaku usaha Indonesia dengan EROPA. Ini yang akan kita dorong terus guna meningkatkan kemitraan strategis dengan sejumlah Negara dan dalam hal ini dengan Korea Selatan”, ujar Shinta.
Nota Kesepahaman 9 Proyek antara Indonesia dengan Korea Selatan tersebut antara lain :
1. Lotte Chemical, industri petrokimia hulu (integrated naphta cracker project) dengan perkiraan nilai investasi lebih dari USD 4 milyar.
2. KOGAS, infrastruktur gas, LNG storage dan DME dengan komitmen investasi sebesar USD 10 milyar. MOU dengan Perusahaan Daerah yaitu PDPE (Perusahaan Daerah dan Pertambangan Energy) untuk tambahan proyek pembangunan gas 43 km dari Tanjung Api-Api ke Pulau Bangka dengan perkiraan nilai investasi USD 600 juta.
3. CJ Group: rencana investasi dalam 5 tahun kedepan senilai USD 2.1 milyar diberbagai industri dan creative industry.
4. Komipo, Samtan, PT Indika Energy dan Marubeni (konsorsium), untuk ekspansi ketiga di Cirebon 660 MW dengan nilai investasi USD 1.27 billion.
5. Komipo, Posco Engineering dan PT Sulindo Putra Timur, untuk proyek : 50 MW Hydropower plant di Luwu Timur, Sulewesi Tenggara dengan nilai investasi USD 230 juta.
6. Komipo, dan PT Mega Bali Energi untuk proyek Waste To Energy di Kota Bali dengan nilai investasi USD 140 juta.
7. Daewoong Infion, rencana investasi dibidang industri bahan baku bio famasi dan pembangunan R&D Center dengan nilai investasi USD 100 juta.
8. KORBI dan PT. Coffindo, komitmen investasi dibidang solar energy di Medan, Sumatera Utara dengan perkiraan nilai investasi USD 100 juta.
9. Parkland, komitmen investasi untuk industri pabrik sepatu di Jepara dengan tambahan nilai investasi USD 83,5 juta dan akan merekrut tenaga kerja 20.000 orang.
Data BKPM menyebutkan pada periode triwulan pertama 2016 Korea Selatan berada di peringkat ke enam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 188 juta dolar, terdiri dari 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga kerja. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar, tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.