Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas tahun ini meryakan ulang tahun kesepuluh. Selama satu dasawarsa sampai semester I tahun 2017, PHE mencatat pertumbuhan kinerja produksi migas rerata sebesar 14%. Produksi migas yang pada 2008 baru 62 juta barel ekuivalen minyak per hari (MBOEPD), pada semester I 2017 telah menembus 199 MBOEPD.
Produksi tertinggi PHE selama satu dekade usianya berasal dari gas yang mencapai kenaikan rerata 18%. Produksi gas yang pada 2008 baru 163 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pada semester I 2017 menembus level 742 MMSCFD. Sedangkan produksi minyak naik rerata 9% dari 34 barel minyak per hari (MBOPD) pada 2008 menjadi 71 MBOPD pada periode Januari-Juni 2017.
“Kinerja produksi minyak dan gas PHE selama satu dekade ini tumbuh seiring dengan masuknya beberapa blok produksi ke PHE seperti Offshore North West Java (ONWJ), West Madura Offshore (WMO), North Sumatera Offshore (NSO) dan NSB serta on stream-nya beberapa proyek ONWJ lapangan GG dan Senoro Toili,” ujar Gunung Sardjono Hadi, Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) di sela perayaan “Kemilau Satu Dekade PHE” di GOR Pertamina Simprug, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7).
Gunung mengatakan selama 10 tahun usia PHE, pencapaian produksi migas perusahaan sangat menggembirakan kendati di beberapa tahun produksi minyak turun. Menurut Gunung, hal itu merupakan strategi PHE karena saat itu harga minyak tengah turun sehingga perusahaan melakukan pengalihan (shifting) dari minyak ke gas. “Secara oil equivalent, produksi kami meningkat cukup besar,” katanya.
PHE saat ini mengelola 53 wilayah kerja miliputi tujuh JOB-PSC, 28 Pertamina Participating Interest (PPI), dan 14 PSC Coal Bed Methane (PSC-CM). Perusahaan juga mengelola dua PSC Migas Non-Konvensional dan dua aset downstream, yaitu Arun NGL dan Donggi Senoro LNG serta Blok SK-305 Malaysia.
Menurut Gunung produksi migas PHE berkontribusi terhadap produksi migas hulu Pertamina rerata 28%. Pada 2008, kontribusi produksi PHE ke hulu Pertamina sebesar 18% atau 63,18 MBOEPD dari total produksi Pertamina 351 MBOEPD. “Pada semester I 2017, kontribusi produksi migas PHE ke hulu Pertamina meningkat jadi 29% atau 200,68 MBOEPD dari total produksi rerata hulu Pertamina pada periode tersebut 692 MBOEPD,” katanya.
Sementara itu, cadangan migas PHE juga menunjukkan tren positif. Cadangan migas PHE per 1 Januari 2017 baru 494 juta metrik barel setara minyak (MMBOE), terdiri atas 187,72 MMBOE atau 38% minyak dan 306,28 MMBOE atau 62% gas. Pada 30 Juni 2017, cadangan migas PHE naik ke level 630 MMBOE. Cadangan gas pada periode ini mencapai 340,2 MMBOE atau 54% dan cadangan minyak mencapai 289 MMBOE atau 46%.
“Cadangan minyak dan gas terbesar PHE di daerah Jawa khususnya Blok ONWJ. Challenge bagi PHE saat ini adalah monetisasi gas yang telah ditemukan,” katanya.
Syamsu Alam, Presiden Komisaris PHE, memberikan apresiasi kepada direksi dan manajemen PHE yang telah berusaha memberikan kinerja yang baik. Apalagi, direksi dan manajemen PHE telah berupaya keras meningkatkan pertumbuhan aset, memitigasi risiko menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis, serta menggali potensi dan mengoptimalkan berbagai peluang bisnis.
“Tantangan ke depan cukup berat karena itu BOD dan manajemen serta karyawan PHE harus bekerja keras dan melanjutkan program efisiensi yang telah berjalan selama ini,”ujar Alam.