. Sejumlah bom diledakkan di pusat pertokoan Sarinah, kemarin.
. Negara Islam Irak Suriah mengaku bertanggung jawab.
. Menurut polisi, ada perebutan kekuasaan di antara sel ISIS di Asia Tenggara.
. Bahrun Naim didakwa menjadi pemimpin sel ISI di Indonesia.
JAKARTA, TAMBANG. AKSI teror yang mengguncang pusat pertokoan Sarinah, di kawasan strategis Jalan Thamrin, Jakarta, mengundang reaksi seragam dari dunia internasional: mengutuk aksi serangan itu. Pemerintah Australia, Srilanka, Amerika Serikat, Malaysia, menilai aksi itu merupakan salah satu bentuk teror. Mereka mendukung pemerintah Indonesia segera menuntaskan pengungkapan kasus pemboman itu.
Negara Islam Irak Suriah, biasa disingkat ISIS dalam terminologi bahasa asing, mengaku bertanggungjawab terhadap aksi itu. Dalam pernyataannya berbahasa Arab, ISIS mengaku bahwa penyerangan di Indonesia itu dilakukan oleh para mujahidnya. Organisasi teroris yang bermarkas di Raqqa, Suriah, tersebut melalui kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Aamaaq News Agency, mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Sarinah.
“Pejuang ISIS bersenjata pagi ini melakukan serangan, menargetkan warga-warga asing dan aparat berwenang yang melindungi mereka di Ibu Kota Indonesia,” tulis pernyataan ISIS.
Sore hari setelah serbuan itu, situasi di depan Sarinah mendekati normal. Lalu lintas dibuka, walau belum sepenuhnya. Pos polisi yang rusak akibat ledakan granat sudah ditutup dengan dinding bergambar bunga. Seolah tak terjadi apa-apa. Pagi ini, lalu lintas kembali seperti biasa. Jalan MH Thamrin kembali macet lagi.
Memang, kita tak boleh kalah melawan teror. Kata Presiden Joko Widodo, ‘’Situasi sudah aman terkendali. Saya sudah memerintahkan Menko Polhukam, Kapolri, untuk mengatasi, mengejar, dan menangkap pelaku teror.’’
Bahrun Naim, sosok yang dituding berada di balik aksi ini, dikenal sebagai aktivis dari Solo. Ia kini diduga berada di Suriah. Kapolda Metro Jaya, Tito Karnavian mengatakan, Bahrun pernah ditangkap, dan dihukum 2,5 tahun dengan tuduhan memiliki senjata api secara ilegal. Setelah bebas dari tahanan, ternyata ia beraksi lagi.
Ketika Bahrun Naim ditangkap Densus 88, di dunia maya beredar tagar: #freeBahrunNaim.
Media New York Times menulis, pada November lalu, menyusul aksi di Paris, Bahrun membuat tulisan yang mendukung aksi penembakan itu. Ia juga mengatakan bahwa dunia maya, bagi Barat, ibarat pedang bermata dua. Ia bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Barat, tapi juga bisa digunakan untuk kampanye melawan Barat.