Saranacentral dapat pasokan baja canai dingin dari Karakatau Steel sebanyak 5000 MT per bulan. Penambahan pasokan tersebut, diakui perusahaan karena permintaan baja terus meningkat. Penjualan per bulan diperkirakan mencapai Rp140 miliar–Rp150 miliar atau mencapai 12.000 ton per tahun. Tahun depan, emiten berkode BAJA itu menargetkan penjualan senilai Rp1,5 triliun, naik 15% hingga 20% dibandingkan dengan perkiraan penjualan Rp1,2 triliun–Rp1,3 triliun pada 2015.
Jakarta-TAMBANG. PT Saranacentral Bajatama Tbk mendapat pasokan baja canai dingin atau cold rolled coil (CRC) dari PT Krakatau Steel (Persero) sebanyak 5000 metrik ton (MT) per bulan.
Direktur Utama Saranacentral Bajatama, Handaya Susanto mengatakan kerjasama tersebut akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Terlebih, selama 15 tahun ini Krakatau Steel telah menyuplai material baja kepada pihaknya.
Handaya menuturkan, penambahan pasokan dari Krakatau Steel tersebut lantaran permintaan baja yang terus meningkat. Penjualan per bulan diperkirakan dapat mencapai Rp140 miliar–Rp150 miliar atau mencapai 12.000 ton per tahun. Emiten berkode saham BAJA itu memproduksi produk turunan baja yaitu galvanis dan saranalum.
Tahun depan, ia menargetkan penjualan senilai Rp1,5 triliun, naik 15% hingga 20% dibandingkan dengan perkiraan penjualan Rp1,2 triliun–Rp1,3 triliun pada 2015. Ia memperkirakan bahan baku baja paling banyak tetap berasal dari Kratakau Steel, sisanya dari perusahaan lokal dan impor.
Sementara itu, Direktur Pemasaran krakatau Steel, Dadang Danusiri berpendapat tahun 2015 merupakan tahun tersulit bagi industri baja nasional. “Kondisinya sempat berubah di Agustus lalu, konsumsi baja kembali meningkat,” ujarnya, baru-baru ini.
Peningkatan itu dilihat dari banyaknya proyek infrastruktur pemerintah dan swasta yang mulai berjalan. Krakatau Steel sendiri mengalami peningkatan kapasitas produksi per September 2015, sedangkan untuk Oktober dan November sudah full capacity.
“Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap PT Saranacentral Bajatama Tbk. yang mengutamakan produk baja dalam negeri sebagai material produk mereka,” ungkap Dadang.
Menurutnya, dengan adanya penerapan SNI, penggalangan nasionalisme melalui penggunaan produk dalam negeri dalam program TKDN dan P3DN akan membantu industri baja dalam menghadapi serbuan impor dan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Ia menilai, selama produk dalam negeri bisa unggul, maka industri baja ini akan tetap tumbuh.