Jakarta, TAMBANG – Sejumlah pakar lingkungan mendorong anak muda untuk aktif berkontribusi mengatasi perubahan iklim menjelang pertemuan civil 20 (C20) yang akan digelar awal Oktober 2022.
Kepala Divisi Perlindungan dan Pengembangan Wilayah Rakyat Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Uslaini Chaus menyebut generasi muda memiliki peran penting terhadap pelestarian lingkungan dan hutan.
“Saat ini, WALHI sedang menyiapkan sebuah Akademi Ekologi dengan tujuan untuk mendidik orang muda di Indonesia memahami persoalan lingkungan, HAM dan krisis iklim,” kata Uslaini dalam Youth Virtual Conference (YVC) 2022, dikutip Kamis (22/9).
Uslaini berharap anak muda semakin banyak bersuara dan mengambil tindakan untuk keadilan ekologis dan keadilan iklim di Indonesia.
Ia pun menyebutkan bahwa WALHI telah menggandeng anak muda untuk aktif menjaga dan mengkampanyekan kelestarian lingkungan melalui Green Student Movement (GSM) sejak tahun 2000-an .
“GSM ini berupa kegiatan berkunjung ke berbagai lembaga pendidikan serta organisasi kemahasiswaan, dengan target mengedukasi para pelajar agar tidak hanya memahami isu lingkungan, tapi juga tergerak melakukan aksi mitigasi krisis iklim di lingkungannya masing-masing,” ungkapnya.
Sementara itu, dokter dan juga Konsultan pada Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) Alvi Muldani mengatakan anak muda dapat berkontribusi dan terlibat pada pemberdayaan masyarakat untuk menjaga hutan.
“Ada dua cara untuk memerangi climate change yaitu mengurangi produksi karbondioksida atau menambah penyerapannya,” bebernya.
ASRI sendiri adalah lembaga yang mempunyai perhatian pada isu hutan dan alam. Dalam kegiatan reforestasi, ASRI mengajak mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat dan terlibat dalam kegiatan kehutanan dengan menanam pohon.
“Target global adalah mempertahankan kenaikan suhu tidak lebih dari 1,50 . Ini merupakan target bersama, sehingga kita semua harus terlibat dalam menjaga hutan. Jika iklim sudah berubah, maka tidak bisa dikembalikan lagi,” pungkasnya.
Hal serupa disebutkan Benedikta Atika dari Impact Investment Lead, ANGIN bahwa bisnis ke depan harus memberikan dampak pada lingkungan alam dan lingkungan sosial. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui kerangka ekonomi hijau dan bisnis berkelanjutan.
“Banyak hal yang dapat dilakukan oleh anak muda dalam berkontribusi untuk ekonomi hijau dan bisnis berkelanjutan misalnya sebagai produsen atau start-up atau pelaku bisnis yang mengembangkan komoditas hijau, sebagai profesional yang bergerak dan mendukung di isu lingkungan, seperti profesi peneliti ataupun sebagai konsumen,” ujarnya.
Sebagai informasi, YVC 2022 adalah forum diskusi anak muda yang diselenggarakan oleh Tempo dengan melibatkan 250 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia.
Rangkaian kegiatan meliputi bootcamp dan virtual conference untuk menghasilkan manifesto yang akan dibawa pada saat town hall meeting, sebuah forum di mana perwakilan partisipan YVC akan berbicara dengan seorang menteri.