Beranda Mineral Sambut 2023, TSL Ausmelt TINS Siap Dioperasikan

Sambut 2023, TSL Ausmelt TINS Siap Dioperasikan

PNBP TINS
Ilustrasi. Tumpukan balok Timah di Unit Metalurgi PT Timah Tbk, Muntok, Bangka Barat. Doc: Mind ID

Jakarta, TAMBANG– PT Timah Tbk siap mengoperasikan teknologi peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace pada awal tahun 2023 mendatang. 

Proyek Ausmelt merupakan salah satu proyek strategis di Holding Industri Pertambangan MIND ID. Pembangunan TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi teknologi peleburan yang dilakukan PT Timah Tbk. Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober lalu ke proyek pembangunan Ausmelt Furnace, dia menyampaikan tentang pentingnya kehadiran TSL Ausmelt Furnace sebagai upaya untuk mendorong hilirisasi dalam konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas.

Untuk mampu bersaing dengan industri pertambangan timah dunia, TINS harus efisien secara cost produksi sehingga penggunaan teknologi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan kedepan.

Pembangunan TSL Ausmelt Furnace sendiri adalah strategi PT Timah Tbk untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, khususnya dalam memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah. Dengan TSL Ausmelt Furnace, diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Tak hanya itu, TSL Ausmelt Furnace lebih ramah lingkungan karena dilengkapi dengan Hygien Sistem dan Waste Water Treatment.

Direktur Utama PT Timah Tbk, Achmad Ardianto mengatakan, saat ini TSL Ausmelt Furnace sudah menyelesaikan tahapan hot commisioning. Setelah sebelumnya beberapa tahapan sudah dilakukan hingga nantinya digunakan secara penuh. 

Untuk tahun pertama, kapasitas prorduksi TSL Ausmelt Furnace baru akan  digunakan 50 persen. Oleh karena itu, PT Timah Tbk masih mengoptimalkan tanur reverbratory furnace yang dimiliki perusahaan.

“Hari ini telah kita lakukan Hot Commissioning dan berhasil menghasilkan logam timah berkadar 99%. Berikutnya akan disegerakan untuk production rump – Up dan performance test. TSL Ausmelt Furnace akan disiapkan untuk beroperasi di 2023, untuk tahun pertama kapasitas produksinya akan dimaksimalkan 50 persen dulu. Namun,  50 persen dari Ausmelt ini sudah memenuhi 65 persen dari rencana produksi tahun depan,” kata Achmad Ardianto dalam penandatanganan balok timah terakhir tahun 2022 di Unit Metalurgi Muntok, Bangka Barat, Kamis (22/12).

Achmad Ardianto mengatakan, tujuan transformasi teknologi pengolahan ini untuk optimalisasi teknologi, peningakatan kapasitas, efisiensi produksi dan keselamatan serta kesehatan lingkungan.

Saat ini kata dia, TINS terus mengoptimalkan persiapan operasional TSL Ausmelt Furnace dengan menyiapkan SDM, sistem operasi yang andal dan bahan baku.

“Sembari memastikan keandalan dalam mengoperasikan TSL Ausmelt Furnace, kita menyiapkan SDM dan hal teknis lainnya termasuk supply bahan baku,” katanya.

Selain itu, dengan beroperasinya TSL Ausmelt Furnace juga menjadi babak baru dalam sejarah peleburan PT Timah Tbk. Sistem kerja TSL Ausmelt Furnace yang serba automasi menyebabkan pola dan budaya kerja yang ikut berubah. Sehingga peningkatan kompetensi SDM menjadi faktor penting untuk dilakukan agar transformasi teknologi ini berjalan sesuai rencana.

“Tujuan utama kenapa ausmelt dibuat mendapatkan proses peleburan yang efisien dengan teknologi terkini. Sehingga kita bisa menekan biaya peleburan timah dan mendapatkan recovery lebih baik dengan feed yang berbeda karakteristik,” katanya.

TINS kata dia tetap optimis menghadapi tahun 2023, meski kondisi pasar global masih dihantui ketidakpastian, namun timah sebagai salah satu bahan baku produk elektronik masih dibutuhkan.

Achmad Ardianto menambahkan, Perseroan juga telah menyiapkan strategi di tahun 2023 yakni dengan terus fokus membenahi fundamental bisnis perusahaan, salah satunya dengan mengoptimalisasi produksi, melakukan efisiensi di seluruh bisnis, mengembangkan usaha, dan mengoptimalkan kinerja anak perusahaan.

“Efisiensi dilakukan semaksimal mungkin di seluruh proses bisnis usaha guna menekan beban biaya. Sehingga jika harga menunjukkan trend menurun perusahaan tetap survive. Sebagaimana arahan Menteri BUMN, Bahwa Efisiensi harus dilakukan untuk menjadikan perusahaan lebih kuat dan mampu bersaing.” ucap Achmad.  

Selain itu, kata Achmad Perusahaan akan terus mengoptimalkan penambangan sehingga bisa meningkatkan produksi.

“Dengan mulai beroperasinya TSL Ausmelt ini bisa memacu peningkatan produksi perusahaan,” tandasnya.