Beranda Mineral Saham Freeport Dijual ke Perusahaan Jepang

Saham Freeport Dijual ke Perusahaan Jepang

Tokyo, TAMBANG. SUMITOMO Metal Mining, produsen tembaga terbesar kedua di Jepang, mengumumkan pihaknya akan membeli saham milik Freeport di tambang tembaga terbuka, Morenci, Arizona, Amerika Serikat. Sumitomo akan membeli 13% saham milik Freeport, pemilik mayoritas tambang itu. Harganya US$ 1 miliar.

\November lalu Presiden Direktur Sumitomo Metal, Yoshiaki Nakazato mengatakan tengah mencari perusahaan tembaga dan emas yang menawarkan sahamnya. Pembelian itu dilakukan karena saat ini harga komoditi tengah ambruk, sehingga harga jualnya pasti murah. Bagi Sumitomo, pembelia ini penting karena kebutuhan tembaga meningkat terus-menerus.

 

Dengan akuisisi ini maka Sumitomo Metal memiliki 25% saham di Morenci, dari semula 12%. Induk usaha Sumitomo Metal, yakni Sumitomo Corp,memiliki 3%. Sisanya dikuasai Freeport.

 

Freeport menargetkan mendapat keuntungan US$ 550 juta dari transaksi ini. Ia berharap, pada pertengahan 2016 proses jual beli ini sudah selesai.

 

Sumitomo Metal memang terus berupaya menggenjot produksi tembaganya menjadi 300.000 ton setahun pada Maret 2022, naik dari produksi saat ini yang mencapai 170.000 ton.

 

‘’Setelah transaksi itu selesai, target itu menjadi hal yang masuk akal,’’kata Nakazato, dalam jumpa persnya kemarin.

 

Sumitomo juga berupaya meningkatkan produksi emasnya menjadi 30 ton pada 2021. Tahun ini, produksi emasnya 16 ton. Produksi nikelnya juga akan ditingkatkan menjadi 150.000 ton, dari tahun ini 100.000 ton.

 

‘’Kami akan melakukan langkah agresif untuk meningkatkan produksi emas, dalam tiga tahun ke depan,’’ kata Nakazato.

 

Beberapa perusahaan tambang menunjukkan mereka tengah berupaya melepas aset tambang tembaganya, karena rendahnya permintaan dari konsumen, terutama Cina.

 

Dalam rencana bisnis tiga tahun ke depan, Sumitomo memaparkan ingin mengantongi untung bersih 120 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2019. Saat ini, 1 yen setara dengan Rp 116.

 

Awal bulan ini, Sumitomo dipaksa memangkas 93% target keuntungannya menjadi 5 miliar yen, pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2016, karena ada penghapusan aset di tambang tembaga Sierra Gorda, Chile.

 

Sumitomo Metal, yang merupakan pemilik smelter nikel terbesar di Jepang, merencanakan investasi total sebesar 180 miliar yen selama tiga tahun ke depan. Di dalamnya termasuk 66 miliar yen untuk pengolahan, dan 36 miliar yen untuk tambang.

 

Untuk mengatasi seretnya pasokan bahan baku setelah Indonesia melarang ekspor mineral mentah, Sumitomo akan menutup satu dari dua smelternya yang menggunakan teknologi pembakaran listrik.

 

Foto; tambang emas Morenci. Sumber: www.stylepinner.com