Beranda ENERGI Energi Terbarukan SAE Mulai Pengeboran Sumur Perdana PLTPB Gunung Slamet

SAE Mulai Pengeboran Sumur Perdana PLTPB Gunung Slamet

Menara Persiapan Pengeboran Sumur Perdana di Wellpad H PLTPB Gunung Slamet

Purwokerto, TAMBANG – PT. Sejahtera Alam Energy (SAE) mulai pengeboran sumur perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Slamet, Jumat (15/12).

 

Manager Area PT. SAE, Bintang Loantara Sasongko, mengatakan, sumur pertama yang akan dibor berlokasi di wellpad H yang dinamakan dengan SMT1. Pengeboran sumur perdana ini, baru tahap eksplorasi untuk mendapatkan data akurat panas bumi di Gunung Slamet.

 

Selama 60 hari kedepan, bor akan berdiri tegak lurus, masuk ke dalam perut bumi hingga ribuan meter, untuk mendapatkan data akurat membuat feasibility study  terkait temperatur dan pressure panas bumi di dalamnya.

 

“Sampai sekarang Gunung Slamet tidak  memiliki data sama sekali. Pertimbangan untuk segera melaksanakan pengeboran karena telah dilakukan serangkaian pemeriksaan,” kata Bintang, usai sosialisasi penyampaian informasi dimulainya pengeboran di Graha Satria, kompleks Sekretariat Daerah Banyumas, Purwokerto, Rabu (13/12).

 

Bintang menjelaskan, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sedang melakukan inspeksi sebelum memasuki tahap pengeboran, yang dilakukan sejak Rabu (13/12) hingga Kamis ini (14/12).

 

Sebelumnya, semua peralatan berat untuk melakukan pengeboran sudah berada di lokasi, sejak dua bulan lalu melalui jalur paguyangan, Kabupaten Brebes.

 

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Halliburton dengan Apexindo yang berkantor di Indonesia, akan mengerjakan pengeboran tersebut. “Pekerjanya 95 persen orang Indonesia yang akan mengerjakan pengeboran ini,” tukasnya.

 

Sementara perwakilan i Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Bambang Purbianto mengatakan, di Indonesia ada sekitar 600 titik pengeboran PLTPB dari 70 wilayah kerja panas bumi. Saat ini ada 16 titik dalam tahap eksplorasi, 8 eksploitasi dan 10 pengembangan.

 

Sehingga menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pengeboran dalam proyek pembangunan PLTPB. Sebab pengeboran sumur panas bumi ini dilakukan hingga kedalaman 3.000-3.500 meter.

 

“Sehingga tidak akan seperti Lapindo dan tidak akan mengganggu ketersediaan air tanah. Kalau memang ini berbahaya, tentu sudah sangat ramai sekali. Ini tidak seperti Lapindo, memang setiap pembangunan punya dampak buruk, tapi lihat dampak baiknya, menghasilkan listrik,” kata Bambang Purbianto.