Beranda ENERGI Energi Terbarukan SAE Fokus Tangani Perbaikan Lingkungan Sungai Prukut

SAE Fokus Tangani Perbaikan Lingkungan Sungai Prukut

Petugas air bersih PT. Sejahtera Alam Energy (SAE) mengirimkan air bersih ke penampungan air dan rumah warga di Banyumas (FotoL Istimewa)

Jakarta, TAMBANG – PT.  Sejahtera Alam Energy (SAE) terus melakukan penanganan di sisi hulu sungai Prukut, untuk kembali menormalkan air sungai yang keruh saat ini.

 

Direktur PT. SAE Bregas Roechadi mengatakan, saat ini fokus penanganan lingkungan yang dilakukan yaitu mengurangi kegiatan cut & fill di lokasi proyek, peningkatan proteksi seperti pembuatan kolam pengendapan, filterisasi, sistem drainase yang baik, sehingga aliran sungai Prukut kembali menjadi jernih.

 

“Di sisi hilir kami telah dilakukan koordinasi dan upaya-upaya penanganan terkait dengan keruhnya air sungai Prukut. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar lokasi pembangunan PLTPB Gunung Slamet yang terkena dampak atas keruhnya sungai prukut,” kata Bregas Roechadi.

 

Koordinasi yang dimaksud Bregas diantaranya, pertemuan antara Bupati Banyumas Achmad Husein, Direktur Panas Bumi Yunus Saefulhak, Kepolisian Resort Banyumas, Koramil, perwakilan dari 7 (tujuh) desa di Kecamatan Cilongok yang terdampak kekeruhan air sungai Prukut, serta perwakilan PT. SAE. Pertemuan tersebut membahas pemberian ganti rugi  kepada Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), penyediaan air bersih terhadap 7 (tujuh) desa yang terdampak. Serta membuat program panjang jangka untuk penjernihan air sungai Prukut.

 

Program tersebut yaitu, melakukan pembersihan jaringan pipa akibat tersumbat lumpur, memperbaiki sistem jaringan perpipaan yang terdampak dan mengganti meteran yang rusak. Kemudian, menyediakan air bersih kepada masyarakat yang terdampak, dengan menggunakan truk tangki air. Serta membuat bak penampungan air bersih, untuk mengantisipasi apabila terjadi kekeruhan air sungai kembali.

 

Pada sisi lain, Direktur Panas Bumi , Ditjen Energi Bartu Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, mengatakan pihaknya akan mengawal proses perbaikan lingkungan ini.

 

“Kami akan kawal mulai dari sisi perencanaan, sampai dengan pelaksanaan penanganan kekeruhan air sungai Prukut,” kata Yunus Saefulhak, dalam keterangan resmi Direktorat EBTKE.

 

Yunus menjelaskan,  energi panas bumi merupakan energi yang bersih dan ramah lingkungan, dimana emisi CO2 yang dihasilkan dari PLTP hanya 1,5 persen dari PLTU dan 2,7 persen dari PLTG. Energi panas bumi ini ditegaskannya, tidak dapat diekspor dan hanya dapat dimanfaatkan di lokasi dimana energi panas bumi berada.

 

“Maka pengembangannya perlu didukung oleh semua pihak dalam rangka mewujudkan kemandirian energi,” jelasnya.