Jakarta, TAMBANG – Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan soal sejumlah faktor penguatan rupiah. Dalam penutupan pasar sore ini rupiah ditutup menguat di level 13.665 dari penutupan sebelumnya di level 13.682. Dalam perdagangan besok, Kamis (13/2) rupiah kemungkinan akan menguat di level 13.600-13.720.
Adapun faktor eksternal yaitu di Amerika Serikat, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan dalam kesaksiannya di tengah tahunan kepada Kongres bahwa Fed sedang memantau dengan cermat munculnya pandemi dan dampaknya terhadap China dan dunia, tetapi berhenti mengatakan bahwa penyakit itu telah mengubah garis dasar bank sentral tentang prospek ekonomi AS.
“Kita harus menahan diri dari godaan untuk berspekulasi tentang hal ini dan jadi kita akan menontonnya dengan hati-hati lagi, dan pertanyaan yang akan kita tanyakan adalah‘ apakah ini efek berkelanjutan yang dapat mengarah pada penilaian materi ’?” Katanya. “Saya pikir terlalu dini untuk mengatakannya.” Kata Jerome mengutip siaran pers dari TRFX Garuda Berjangka, Rabu (12/2).
Kemudian laporan Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja terbaru Departemen Tenaga Kerja AS, ukuran permintaan tenaga kerja, menunjukkan lowongan pekerjaan pada bulan Januari turun menjadi sekitar 6,43 juta, kehilangan harapan 7 juta.
Selain itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menambah seruan seruan bagi anggota Uni Eropa untuk mengadopsi langkah-langkah fiskal yang lebih mendukung.
Langkah-langkah fiskal yang lebih mendukung, terutama dari Jerman, kekuatan Uni Eropa, kemungkinan akan menopang pertumbuhan dalam blok ekonomi dan mendukung mata uang tunggal.
Sementara itu, faktor internal dipengaruhi dengan membaiknya data ekonomi dalam negeri baik inflasi, tenaga kerja, cadangan devisa, PDB 2019 maupun NPI, menjadikan pasar kembali oftimis sehingga arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri.
Lalu Pemerintah akan melakukan strategi bauran guna untuk melindungi perekonomian dalam negeri dari wabah virus CODIV-19 yang sampai saat ini masih belum bisa teratasi sehingga berakibat negatif terhadap perekonomian global. Oleh karena itu maka pemerintah akan meluncurkan