Jakarta, TAMBANG – Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp14.611-14.581, pada perdagangan Kamis (16/8).
Pengamat Pasar Modal Analis Efek Indonesia (AEI), Reza Priyambadha, menganalisis, pergerakan USD yang kembali mengalami penguatan, diperkirakan dapat menghambat peluang Rupiah untuk bertahan di zona positif.
Pelaku pasar pun diperkirakan akan kembali meningkatkan permintaannya pada USD. Ditambah lagi, dengan masih adanya sejumlah sentimen yang dianggap kurang baik, maka dapat membuat Rupiah kembali melemah meskipun telah dihadang oleh kenaikan suku bunga acuan.
“Adanya upaya pemerintah untuk menekan impor, yang diikuti langkah bank sentral menaikkan suku bunga agar pelebaran defisit transaksi berjalan tidak mencapai 3 persen, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ke depannya sehingga dapat menghambat laju Rupiah. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah,” kata Reza, Kamis (16/8).
Sebelumnya, pernyataan berbagai pejabat terkait dengan penyebab pelemahan Rupiah, tampaknya tidak banyak direspon positif, karena pelaku pasar menantikan kebijakan yang realistis untuk menghadapi gejolak pelemahan Rupiah.
Bahkan langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikan suku bunganya juga belum direspon positif. Berkaca dari sebelumnya, dimana BI telah menaikan suku bunganya beberapa basis poin sejak era suku bunga rendah di level 4,75 persen, tampaknya tidak berpengaruh dimana Rupiah masih melemah.
Di sisi lain, masih adanya kekhawatiran akan penyebaran resesi ekonomi Turki membuat permintaan akan USD meningkat, sehingga Rupiah pun ikut kembali melemah. Bahkan ada pula sebagian pelaku pasar yang memperkeruh suasana pasar, yang akan menyamakan ekonomi Indonesia, akan menyamai Turki turut melemahnya laju Rupiah.