Beranda ENERGI Migas Rosneft Kocek US$13 Miliar Bangun Kilang Minyak Di Tuban

Rosneft Kocek US$13 Miliar Bangun Kilang Minyak Di Tuban

lifting
ilustrasi

Jakarta-TAMBANG. Presiden Joko Widodo mengawali kegiatannya pada hari ketiga kunjungan kerja ke Rusia dengan menerima kunjungan kehormatan dari CEO Rosneft, Igor Sechin beserta rombongan. Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Igor Sechin dilaksanakan di ruang pertemuan Hotel Radisson Blu, Sochi, Korea Selatan, Jumat 20 Mei 2016.

Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto.

Di negaranya, Rosneft dikenal sebagai perusahaan multinasional terbesar yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan menghasilkan berbagai macam produk perminyakan. Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Rosneft berharap untuk dapat melakukan kerja sama dengan Pertamina untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, dengan total investasi sebesar USD 13 miliar dan kapasitas produksi sebesar 320 ribu barel per hari.

Selain bekerja sama untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Rosneft juga berkomitmen agar Pertamina dapat berperan serta dalam penambangan minyak di Rusia untuk kemudian dibawa ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional.

“Kita memang sudah melakukan pembicaraan cukup dalam dan mereka (Rosneft) berkomitmen bahwa Pertamina dapat turut berpartisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia,” terang Rini dalam keterangan persnya, Jumat (20/5).

Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia tersebut dan menemukan kesimpulan bahwa ladang tersebut layak untuk digunakan.

“Potensinya kita targetkan 200 juta barel total, tapi harapannya dapat 35 ribu barel per hari,” ujarnya.

Dalam pertemuan, Presiden menekankan agar kesepakatan pembangunan kilang di Tuban tersebut untuk segera diselesaikan agar nota kesepahaman dapat ditandatangani pada hari Kamis 26 Mei 2016 di Jakarta.

“Kita targetkan dapat membangun penuh di 2018, kemudian Presiden menekankan bahwa seharusnya bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka beri janji kepada Presiden akan bekerja sekeras mungkin untuk bisa mencapai target yang diharapkan,” tandas Rini.

Namun demikian, diinformasikan oleh Menteri BUMN, Presiden Joko Widodo mencari kemungkinan apakah selain kerja sama pembangunan kilang, pihak Rosneft turut berkenan untuk bekerja sama dalam pembangunan storage atau tempat penyimpanan cadangan minyak di Indonesia. Rosneft pun kemudian menyanggupi permohonan tersebut.

“Mereka (Rosneft) mau memberikan komitmen itu, bahkan mereka ingin menjadikan Tuban sebagai kota penghubung perdagangan minyak,” ujarnya.

Rini juga menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo amat senang dengan kemungkinan kerja sama yang memungkinkan Indonesia punya cadangan minyak nasional di negeri kita sendiri.

Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto, yang turut hadir dalam keterangan pers tersebut menambahkan bahwa dalam kerja sama antara Rosneft dengan Pertamina nantinya, Pertamina akan memiliki peran yang lebih besar. Senada dengan apa yang dikatakan Dirut Pertamina, Rini Soemarno juga menerangkan bahwa bentuk kerja sama antara keduanya akan berupa joint venture.