Luwu Timur, TAMBANG – PT RMK Energy Tbk (RMKE), melalui anak usahanya yaitu PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK), menandatangani nota kesepahaman bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mengangkut 2,5 juta ton batu bara PTBA dan dapat ditingkatkan sampai dengan 1 juta ton setiap tahunnya mulai tahun 2023.
Melalui nota kesepahaman ini, Grup RMKE atau afilisasinya juga akan membangun dan merawat hauling road mulai dari tambang PTBA, menyediakan jasa logistik batu bara dari proses loading & unloading angkutan kereta api, stockpile services, loading tongkang/barge hingga transshipment menuju mother vessel.
“Kerja sama dengan RMKE ini sejalan dengan target PTBA untuk meningkatkan kapasitas angkutan dalam rangka percepatan monetisasi cadangan batubara,” jelas Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam keterangannya, dikutip Senin (19/12).
Saat ini, PTBA juga bekerja sama dengan PT KAI untuk mengembangkan angkutan batu bara Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2024.
Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026.
“PTBA mengupayakan pemenuhan energy security yang mendesak di tengah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pascapandemi dan geopolitik dunia. Untuk itu, sinergi antar BUMN dan kolaborasi dengan pihak swasta mendukung PTBA dalam mengoptimalkan sumber batubaranya guna pemenuhan energy security saat ini,” beber Arsal.
“Dan tentunya dengan solusi pelayanan jasa logistik RMKE yang terintegrasi dengan jalur kereta api milik PT KAI, PTBA dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan yang signifikan, begitu pula RMKE dan PT KAI,” pungkas Arsal.
Direktur Utama RMKE, Tony Saputra mengatakan kolaborasi ini dapat menyempurnakan sinergi kedua belah pihak bersama PT KAI dalam mengimplementasikan pengangkutan batu bara yang seamless di Sumatera Selatan.
Dengan solusi pelayanan jasa logistik RMKE yang terintegerasi dengan jalur kereta api milik PT KAI, PTBA dapat mengoptimalkan sumber batu baranya yang melimpah sehingga kerja sama ini memiliki mutual benefit bagi ketiga entitas.
“Secara prinsip, RMKE mendukung penuh kesadaran akan bisnis energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung rencana pemerintah net zero emission pada tahun 2060. Namun, kebutuhan energy security yang mendesak ditengah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pascapandemi dan geopolitik dunia menjadi suatu hal yang mendesak dan sangat penting saat ini,” kata Tony.
Karena itu, imbuh Tony, kebutuhan batu bara ke depannya masih akan meningkat hingga tercapainya keseimbangan antara energi EBT dan fosil dan saat ekonomi dunia telah kembali pulih pada level sebelum pandemi.
“Hal ini menjadi peluang bagi kami untuk mengoptimalkan pemenuhan energy security,“ jelasnya.
Diketahui, kolaborasi bersama PTBA ini sejalan dengan impelementasi strategi jangka menengah Perseroan untuk dapat mengangkut 20 juta ton batubara dan menjual 5 juta ton batubara setiap tahunnya serta upaya mengoptimalkan pemenuhan energy security yang menjadi booster perekonomian saat ini.” tambah Tony.