Jakarta, TAMBANG – PT RMK Energy Tbk (RMKE) baru saja mengumumkan capaian kinerja sepanjang tahun 2024. Dalam laporan tahunan itu, perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,46 triliun dengan kontribusi masing-masing segmen penjualan dan jasa batu bara sebesar 69,5% dan 30,5%.
“Di tengah kondisi harga batu bara cenderung turun, RMKE dapat mempertahankan pendapatan usaha tetap stabil dengan pertumbuhan volume penjualan dan jasa muatan batu bara terutama pada kuartal keempat tahun 2024,” ujar Presiden Direktur PT RMK Energy Tbk, Vincent Saputra dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/3).
Sementara itu, laba bersih RMKE terjadi penurunan hingga 11,1 persen atau mencapai Rp274,7 miliar. Penurunan terjadi akibat fluktuasi harga batu bara yang sempat turun sebesar 19,6% YoY pada kuartal keempat tahun 2024.
“Namun, penurunan laba bersih tersebut lebih kecil dibandingkan dengan penurunan harga batu bara. Hal ini didukung oleh tren kinerja membaik terutama pada kuartal keempat dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,1 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” bebernya.
Meskipun terjadi penurunan harga batu bara karena pengaruh politik global, kata Vincent Saputra, namun industri batu bara masih akan berkembang sebagai sumber energi yang paling handal dan terjangkau untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri maupun global.
“Saat ini, strategi Perseroan adalah tetap meningkatkan kinerja operasional dan melakukan efisiensi pada lingkungan operasional, salah satunya dengan mulai beralih dengan menggunakan energi listrik PLN yang jauh lebih bersih dibandingkan sebelumnya bahan bakar diesel,” jelas Vincent.
ABM Investama Tegaskan Komitmen Terhadap Bisnis Berkelanjutan
Selain itu, dalam menghadapi regulasi terbaru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mewajibkan eksportir menahan 100% DHE di bank dalam negeri selama satu tahun, Vincent menilai bahwa kebijakan ini mungkin akan memberikan tantangan tersendiri bagi industri pertambangan.
“Kami mendukung langkah pemerintah dalam memperkuat cadangan devisa nasional, namun kami juga memahami kekhawatiran para pelaku industri terhadap dampak kebijakan ini terhadap arus kas mereka. Perusahaan yang memiliki rekam jejak baik dan hubungan kuat dengan perbankan lokal akan lebih siap menghadapi perubahan regulasi ini,” jelasnya.
Pada tahun 2024, RMKE berhasil memuat 9 juta ton batu bara atau meningkat sebesar 19,3% YoY dan menjual sebanyak 2,8 juta ton batu bara atau meningkat sebesar 18,8% YoY. Dengan pertumbuhan volume operasional pada kedua segmen tersebut RMKE dapat mempertahankan pendapatan usaha tetap stabil.
RMKE juga berhasil meningkatkan efisiensi operasional dengan menjaga ketepatan waktu bongkaran kereta pada level 3:34 jam, serta mengurangi rasio penggunaan bahan bakar turun sebesar 9,5% YoY selama tahun 2024. Capaian ini mencerminkan efektivitas strategi operasional yang dijalankan RMKE dalam menghadapi dinamika pasar dan regulasi industri.
Ke depannya, RMKE juga menargetkan pertumbuhan yang lebih baik dengan peningkatan volume layanan pemuatan batu bara menjadi 11,2 juta ton dan penjualan batu bara sebesar 3,8 juta ton. Ekspansi infrastruktur juga menjadi fokus utama, termasuk pengembangan jalur hauling di Muara Enim dan Lahat serta peningkatan kapasitas fasilitas logistik untuk mendukung peningkatan volume transportasi batu bara.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, RMKE juga terus berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan, termasuk implementasi teknologi dust suppression untuk mengurangi emisi debu batu bara serta penggunaan energi listrik yang lebih bersih di area operasional Perseroan.