Jakarta, TAMBANG – PT RMK Energy Tbk (RMKE) melalui anak usahanya PT Royaltama Mulia Kencana meneken nota kesepahaman dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Isinya, tahun depan RMK Energy bakal menggarap angkutan batu bara Bukit Asam sebesar 2,5 juta ton.
Lewat kesepakatan itu, Bukit Asam dapat meningkatkan produksinya. Selama ini kapasitas produksi Bukit Asam sulit ditingkatkan lantaran kendala angkutan batu bara di Sumatera Selatan.
Dalam kontrak tersebut, RMK Energy dan Bukit Asam bakal menambah volume sebesar satu juta ton setiap tahunnya setelah tahun 2023.
Untuk itu, RMK Energy akan membangun dan merawat hauling road mulai dari tambang Bukit Asam, menyediakan jasa logistik dari proses loading dan unloading angkutan kereta api, stockpile services, loading tongkang atu barge hingga transshipment menuju mother vessel.
“Kolaborasi ini dapat menyempurnakan sinergi kedua belah pihak dalam mengimplementasikan pengangkutan batu bara yang seamless di Sumatera Selatan. Dengan solusi pelayanan jasa logistik yang terintegerasi dengan jalur milik PT Kereta Api Indonesia, Bukit Asam dapat mengoptimalkan sumber batu baranya yang melimpah sehingga kerja sama ini memiliki mutual benefit,” ungkap Direktur Utama Perseroan, Tony Saputra saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (16/12).
Kolaborasi tersebut, sambung Tony, sejalan dengan impelementasi strategi jangka menengah RMK Energy untuk dapat mengangkut 20 juta ton batu bara dan menjual 5 juta ton batu bara setiap tahunnya, serta upaya mengoptimalkan pemenuhan ketahanan energi yang menjadi pendorong ekonomi saat ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional RMK Energy, William Saputra juga menyampaikan, kolaborasi ini mengakomodasi perseroan untuk dapat meningkatkan volume jasa logistik hingga 70%. Selain itu, juga dapat meningkatkan penjualan batu bara hingga 2,5 kali lipat pada tahun 2026 jika dibandingkan dengan target tahun ini.
“Kenaikan harga batubara menjadi katalis bagi bisnis batu bara saat ini, namun kami menyadari bahwa momen ini tidak akan bertahan lama dan telah mempertimbangkan koreksi harga batu bara di masa depan. Untuk itu, RMK Energy terus berupaya mengoptimalkan volume yang terus meningkat untuk mengimbangi koreksi harga tersebut,” jelas William.
Senada, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail menyebutkan, kerja sama tersebut sejalan dengan target perseroan untuk meningkatkan kapasitas angkutan dalam rangka percepatan monetisasi cadangan batubara.
Saat ini, Bukit Asam tengah mengembangkan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2024. Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun, direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026.
“Bukit Asam mengupayakan pemenuhan energy security yang mendesak di tengah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pascapandemi dan geopolitik dunia. Kolaborasi ini mendukung Bukit Asam dalam mengoptimalkan sumber batubaranya guna pemenuhan energy security,” jelas Arsal.