Jakarta,TAMBANG,- Satu lagi perusahaan tambang nikel yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Adhi Kartiko Pratama Tbk,(NICE), secara resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten ke-3 yang melantai pada awal 2024 pada (9/1). NICE adalah perusahaan tambang nikel dan pemilik konsesi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Sebagaimana diketahui, saham yang ditawarkan dalam IPO sebanyak 1.216.404.000 saham yang merepresentasikan 20 persen kepemilikan NICE. Perseroan sebelumnya menetapkan harga pelaksanaan initial public offering (IPO) di level Rp438/saham. Dari aksi korporaksi ini NICE ditargetkan mendapat dana sebesar 532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham NICE mencapai Rp 2,66 triliun.
Nikel sejauh ini menjadi salah satu komoditi yang banyak diminati. Ini kemudian tergambar pada minat investor pada saham perusahaan yang bergerak di penambangan bijih ini. Selama proses penawaran umum, minat investor diporsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 15,72 kali. Selain karena prospek komoditi nikel, kinerja perusahaan juga menjadi daya tarik.
“Kami bersyukur IPO NICE dapat berjalan dengan lancar dan sukses berkat dukungan dari manajemen, karyawan, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, investor pasar modal, serta arahan dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia,” ungkap Presiden Direktur NICE, Stevano Rizki Adranacus, Selasa (9/1).
Dijelaskan pula bahwa aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi NICE sebagai pemain unggul dalam pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia dengan mengedepankan world-class mining standards. NICE menunjuk PT KB Valbury Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.