Jakarta-TAMBANG. Peresmian MRU ketiga yang dioperasikan oleh PGN tersebut dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta sekaligus Presiden Terpilih, Joko Widodo. Melalui peresmian dan pengoperasian MRU ini PGN ingin membuktikan komitmen dan konsistensinya untuk terus membangun infrastruktur gas bumi guna meneruskan energi baik ke seluruh negeri.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengatakan, peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-69 ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk bangkit dan mewujudkan kemandirian energi melalui pemanfaatan gas bumi.
Sebagai energi baik yang ramah lingkungan, efisien dan tersedia sangat besar sumber energinya di dalam negeri, gas bumi merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin membebani anggaran pemerintah akibat subsidi yang terus membesar.
“Peringatan ulangtahun kemerdekaan RI ini harus menjadi titik tolak bagi kita untuk tidak tergantung pada BBM. PGN siap untuk mendukung kemandirian energi melalui pemanfaatan gas bumi,” kata Hendi dalam siaran persnya, akhir pekan kemarin.
Saat ini total cadangan gas bumi di Indonesia mencapai 150,39 TSCF dan cadangan gas non konvensional seperti CBM sebesar 453,3 TCF. Dengan begitu, Indonesia memiliki sumber energi yang sangat besar dan kompetitif untuk menggerakkan ekonomi nasional.
Melalui penggunaan energi baik yang lebih efisien ini, sektor industri, usaha kecil dan komersial akan memiliki daya saing yang semakin kuat, sehingga ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan. Dengan menggunakan gas bumi, pelanggan industri PGN dapat menghemat biaya energi lebih dari Rp 55 triliun per tahun jika dibandingkan memakai BBM.
Menurut Hendi, penggunaan BBG untuk sektor transportasi juga akan mengurangi beban biaya subsidi BBM yang akan terus membengkak mengingat populasi kendaraan bermotor yang terus meningkat, sementara untuk memenuhi kebutuhan BBM Indonesia masih melakukan impor.
“Pembangunan SPBG dan MRU yang dilakukan PGN merupakan upaya strategis untuk mempercepat proses konversi dari BBM ke BBG di sektor transportasi,” ujar Hendi.
Saat ini PGN menyuplai gas bumi bagi 14 SPBG di Jakarta. Selain itu PGN juga memiliki dan mengoperasikan SPBG dan MRU. Tahun ini PGN menargetkan pembangunan 16 SPBG dan MRU yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Selain membangun infrastruktur gas bumi untuk transportasi, PGN juga mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur bagi sektor industri dan rumah tangga. Di Lampung, PGN telah mengoperasikan Floating Storage Regatification Unit (FSRU) yang akan melayani kebutuhan gas bagi industri, PLN dan rumah tangga untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Di Lampung PGN juga sudah menyelesaikan pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 90 km dari total 100 km.
Di Jawa Tengah, PGN sedang membangun infrastruktur gas terintegrasi yang memungkinkan wilayah ini teraliri gas bumi. Pada saat ini PGN sedang menyelesaikan pipa transmisi Kalija I sepanjang 207 kilometer dan jaringan distribusi Jawa Tengah sepanjang 317 kilometer, mulai dari Kendal, Semarang, Kudus, Ungaran dan Solo Raya.
Sementara itu di Jawa Timur, PGN juga terus mengembangkan dan memperluas jaringan pipa gas untuk melayani sektor usaha yang berkembang pesat di wilayah ini. Sebagai wilayah yang kaya dengan sumber gas bumi, pengembangan infrastruktur gas di Jawa Timur mutlak untuk dilakukan agar pemanfaatan gas bumi semakin optimal dan mampi mendukung sektor usaha dan menarik investasi lebih besar.
“PGN akan terus berjuang untuk menjadikan gas bumi sebagai modal bangsa ini untuk membangun ekonomi. Melalui sinergi dan dukungan dari para stakeholders, PGN optimis gas bumi dapat menjadi bagian dari solusi dari kebutuhan energi di Indonesia yang akan terus membesar,” tegas Hendi.
Penulis: Vicharius DJ ([email protected])