Beranda Mineral PTFI Optimis Smelter Single Line Terbesar Dunia Beroperasi Tepat Waktu

PTFI Optimis Smelter Single Line Terbesar Dunia Beroperasi Tepat Waktu

Jokowi

Jakarta,TAMBANG, Melihat kemajuan yang sudah dicapai hingga saat ini, PT Freeport Indonesia (PTFI) optimis smelter yang mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga kedua miliknya akan boperasi tepat waktu. Produsen tembaga terbesar Indonesia ini yakin smelter single line terbesar di dunia yang dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur mulai beroperasi pada Juni 2024.

VP Corporate Communication Freeport Indonesia, Katri Krisnati dalam bincang bersama media menjelaskan saat ini semua daya upaya dikerahkan untuk menyelesaikan proyek smelter tembaga supaya selesai sesuai dengan kurva S yang sudah ditentukan. Dijelaskan bahwa sampai Maret 2024, kemajuan pembangunan pabrik tembaga ini sudah mencapai 93%-an.

“Target operasi smelter masih tetap Juni 2024, kita sekarang semua fokus untuk operasi ini. Juni mulai operasi, commissioning sampai Mei,” ungkap Katri pada, Kamis (25/4).

Meski disebutkan mulai beroperasi pada Juni namun smelter tersebut belum akan menghasilkan katoda tembaga. Ada proses “pemanasan” yang dilakukan secara bertahap pada semua fasilitas. “Nanti pada saat operasi (Juni 2024), smelter tersebut akan ‘dipanasin’ dulu, sampai semua fasilitas benar-benar menyala. Jadi semua akan dilakukan secara gradual butuh kira-kira 6 sampai 10 minggu, kita estimasi 10 minggu. Setelah itu baru memasukan konsentratrnya 50% (Agustus),” terang Katri.

Selanjutnya kapasitas pengolahan konsentrat secara perlahan akan ditingkatkan hingga pada akhir  tahun 2024 jika tidak ada hambatan akan mencapai kapasitas penuh. “Kita berharap tidak ada kendala  sehingga semuanya berjalan sesuai rencana mulai dari Comissioning (Mei) dan Juni sudah mulai jalan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, smelter tembaga yang dibangun ini merupakan smelter dengan Design Single Line terbesar di dunia. Smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun. Selain itu smelter ini juga menghasilkan produk lain seperti emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Juga ada produk samping berupa asam sulfat, gipsum, dan timbal yang semua akan diserap oleh beberapa industri di sekitar smelter. Sampai Desember 2023, PTFI telah mengelontorkan investasi sebesar US$ 3,1 miliar atau setara Rp48 triliun.

Sebelumnya PTFI telah memiliki smelter tembaga yakni PT Smelting yang dioperasikan oleh Mitsubishi. Smelter ini dibangun pada tahun 1966 bekerja sama dengan konsorsium Jepan. Mulai tahun 2022, PTFI meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 1,3 juta ton konsentrat. Untuk hal ini, PTFI menggelontorkan investasi sebesar USD250 juta.

Akhirnya Indonesia sukses mendorong hilirisasi tembaga dari konsentrat hingga menjadi produk katoda tembaga. Mulai beroperasinya smelter kedua PTFI juga menjadi wujud nyata komitmen PTFI dalam mendukung hilirisasi pemerintah. Sehingga nilai tambah dari komoditi tembaga bisa dinikmati Indonesia.