Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan tambang emas, PT Agincourt Resources (PTAR) kembali mengadakan rangkaian Pemeriksaan dan Operasi Katarak Gratis. Kegiatan yang mengusung tema “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” dilaksanakan untuk masyarakat pra-sejahtera di Tapanuli Selatan dan Medan, Sumatra Utara, September hingga November 2022. Rangkaian kegiatan ini dibuka dengan Pekan Informasi Kesehatan Mata
dan Katarak di Sopo Daganak, Batangtoru, dihadiri sekitar 200 orang dari berbagai unsur masyarakat, seperti Forkopimcam, kepala desa, tenaga kesehatan, dan kader posyandu.
General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, menyatakan penyelenggaraan Pekan Informasi Katarak ini diyakini mampu menjadi langkah antisipasi yang efektif untuk mengurangi kebutaan akibat katarak. Diharapkan, perwakilan dari masing-masing daerah yang hadir dapat berbagi pengetahuan dan informasi kepada warga, kenalan, keluarga, tetangga untuk dapat mengikuti kegiatan yang sangat bermanfaat ini.
Dijelaskan bahwa tahun ini PTAR menggandeng Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh di Medan yang sudah 17 tahun berpengalaman menggelar operasi katarak. Rahmat Lubis menambahkan, perusahaan berharap dapat membebaskan 600 mata buta katarak
selama rangkaian operasi berlangsung pada dua titik lokasi dengan pembagian operasi terjadwal setiap minggu untuk tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19. Jumlah itu dinilai relatif moderat di tengah situasi pandemi Covid-19 yang sudah terkendali.
Namun, menurutnya, jika antusiasme masyarakat selama rangkaian operasi katarak begitu besar, tidak tertutup kemungkinan PTAR menggelar operasi tambahan, dengan tetap memperhatikan situasi penyebaran Covid-19. “Dengan kepedulian yang tinggi untuk menyokong harapan hidup penderita katarak, keluarga, dan komunitas di sekitarnya, PTAR siap menggelar operasi katarak gratis. Tentunya operasi katarak ini
dilakukan dengan prosedur protokol kesehatan, mulai dari tahap screening, pelaksanaan operasi katarak, hingga kontrol pasca-operasi,” ungkap Rahmat di Pekan Informasi Kesehatan Mata, Batangtoru, Senin (12/9/2022).
Dijelaskan juga bahwa Operasi katarak di Tapanuli Selatan akan difokuskan di RS Bhayangkara di Kecamatan Batangtoru, dengan jadwal operasi 14 September, 24 September, dan 15 Oktober. Pendaftaran dan pemeriksaan mata sekaligus dapat dilakukan langsung di RS Bhayangkara setiap hari kerja.
Selanjutnya dari Batangtoru, operasi katarak akan dilanjutkan di Medan, tepatnya di RS Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh Medan, dengan jadwal operasi pada 22 Oktober, 12 November, dan 23 November. Perwakilan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Rudi Iskandar Harahap M. Kes, mengatakan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan mendukung penuh operasi katarak yang diadakan PTAR. Ia mengapresiasi komitmen luar biasa PTAR yang tanpa henti menggelar operasi katarak sejak 2011. “Kami siap mendukung penyampaian informasi kepada maysarakat tentang katarak dan kebutaan yang disebabkan oleh katarak,” ujar Rudi.
Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness tahun 2014–2016 menyebut prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia sebesar 1,9%, dengan 77,7% penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan terbesar adalah katarak yang tidak dioperasi. Khusus di
Sumatra Utara saja, hampir 80% kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi. Komitmen Bebaskan Ribuan Mata Katarak Tidak tahun ini saja PTAR menghelat bakti operasi katarak secara cuma-cuma. Program operasi katarak yang dimulai sejak 2011 ini terus berlanjut dari tahun ke tahun hingga tertahan beberapa tahun lantaran pandemi Covid-19.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, mengatakan perusahaan sejauh ini sudah tujuh kali menggelar operasi katarak gratis, PTAR telah membantu kesembuhan 8.118 mata katarak, sekaligus menyokong harapan hidup 7.131 orang. Ia mengatakan katarak dapat terjadi pada semua orang, termasuk bayi dan anak-anak, dan tidak terbatas pada orang dewasa saja. Kebutaan karena Katarak bisa dihindari atau disembuhkan hanya dengan operasi.
“Kami menyadari fakta bahwa kehilangan penglihatan atau kebutaan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan berdampak pula pada orang-orang terdekatnya. Kami meyakini bahwa operasi katarak tidak sekadar membuat penglihatan seseorang menjadi jelas, melainkan mampu meningkatkan produktivitas seseorang, membuatnya mandiri dan lebih berdaya menjalani hidup, dan sehat secara emosional,” tutur Katarina.
Manfaat hidup yang produktif setelah menjalani operasi katarak dirasakan Asnah Tanjung, warga Padangsidimpuan yang saat ini berusia 77 tahun. Sebelum mengikuti operasi katarak, sekira 5 tahun lamanya penglihatan Asnah kabur, ditambah lagi sakit kepala yang hampir setiap hari dirasakannya. Beberapa kali berganti kacamata, objek yang dilihatnya tetap tidak jelas.
“Saat itu saya masih bekerja sebagai pedagang makanan ringan. Uangnya untuk kebutuhan keluarga. Karena mata saya kabur, kadang saya tidak bisa membedakan uang dari pembeli dan keliru mencatat pembelian di buku. Jadilah saya terus menanggung rugi,” ujar Asnah.
Sampai akhirnya, pada tahun 2017, ketika berusia 72 tahun Asnah mengikuti operasi katarak yang digelar PTAR. Ia memberanikan diri mengikuti operasi katarak. “Ternyata tidak sakit sama sekali. Operasinya juga cepat. Setelah ikut operasi katarak, saya sudah bisa melihat dengan jelas, membedakan uang, membaca buku, juga mengaji,” ujarnya.