Jakarta-TAMBANG. PT Timah (Persero) Tbk diduga memberikan laporan keuangan fiktif pada semester I 2015 lalu. Kegiatan laporan keuangan fiktif ini dilakukan guna menutupi kinerja keuangan PT Timah yang terus mengkhawatirkan.
Ketua Ikatan Karyawan Timah (IKT), Ali Samsuri mengungkapkan, kondisi keuangan PT Timah sejak tiga tahun belakangan kurang sehat. Ketidakmampuan jajaran Direksi PT Timah keluar dari jerat kerugian telah mengakibatkan penyerahan 80% wilayah tambang milik PT Timah kepada mitra usaha.
“Direksi telah mengambil keputusan menyerahkan seluruh tambang di darat dan 80% tambang timah di laut kepada mitra usaha. Ini bukti kalau kondisi PT Timah sudah sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya di Jakarta.
Penyerahan wilayah tambang milik PT Timah kepada mitra usaha, lanjut Ali, memiliki konsekuensi negatif terhadap masa depan PT Timah terutama bagi 7.000 karyawan diperusahaan milik Negara ini.
“Sebelumnya Direksi juga telah mengambil keputusan untuk menutup kegiatan operasi wilayah tambang besar milik PT Timah, yaitu di TB Mapur, TB Nudur dan TB Tempilang yang lalu diserahkan kepada mitra usaha,” lanjut Ali.
Jika mengacu pada kondisi nyata yang terjadi di PT Timah, Ali meyakini kalau laporan keuangan semester I 2015 PT Timah (Persero) Tbk fiktif. Sebab menurutnya, pada semester I 2015 laba operasi PT Timah telah mengalami kerugian sebesar Rp 59 milyar.
“Jadi laporan keuangan yang menyebutkan PT Timah telah berhasil melakukan kegiatan efisiensi dan strategi yang tepat dan membuahkan kinerja postif adalah kebohongan besar,” pungkasnya.