Jakarta, TAMBANG – Salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Timah,Tbk adalah kesepakatan untuk membagikan deviden. Perusahaan yang kini menjadi bagian dari Holding BUMN Tambang ini, akan membagikan deviden senilai Rp175,84 miliar atau 35 persen dari laba bersih di tahun 2017.
Jika dirinci lagi, produsen timah kedua dunia ini akan membagi deviden tunai sebesar Rp23,61 per saham. Jika dibanding tiga tahun sebelumnya ratio pembayaran dividen atau dividen payout ratio (DPR) pada 2017 lebih tinggi.
Dalam kesempatan itu, Direktur Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani menjelaskan, peningkatan kinerja keuangan seiring dengan strategi yang telah disusun perseroan. Salah satunya dengan alokasi belanja modal Rp779,81 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi.
“Strategi telah dilaksanakan dengan konsisten, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kinerja keuangan maupun kinerja operasi,” kata Riza Pahlevi saat konferensi pers usai RUPST, di Jakarta, Senin (16/4).
Di tahun 2017, produksi bijih timah naik 29,26 persen. Sebelumnya di tahun 2016 sebesar 24,121 ton menjadi 31,178 ton pada 2017. Kenaikan ini salah satunya ditopang oleh kerjasama denga Yunan Tin Group, yang tidak lain merupakan produsen terbesar. Salah satu bagian dari kerja sama tersebut adalah memasarkan produk hilir.
“Upaya ini membuahkan hasil dimana penjualan tin chemical dan tin solder mengalami peningkatan signifikan,” terang Mochtar Riza Pahlevi.
Dari laporan keuangan 2017, Timah mengantongi pendapatan Rp9,22 triliun. Dibanding tahun sebelumnya terjadi kenaikan 32,28 persen secara tahunan. Sementara laba bersih mengalami kenaikan 100,30 persen secara tahunan, menjadi Rp502,43 miliar pada 2017.
Untuk tahun 2018, menyambut pasar yang semakin membaik, perusahaan berkode saham TINS ini menargetkan penjualan timah dan produk turunannya naik 22 persen secara tahunan. Realisasi penjualan pada tahun lalu sebesar 29.914 ton.
Sementara untuk pendapatan diproyeksikan tumbuh 10 hingga 12 persen secara tahunan. Dengan demikian pendapatan TINS tahun ini akan menuju Rp10,14 triliun hingga Rp10,32 triliun.