Jakarta,TAMBANG,-Perusahaan listrik plat merah PT PLN (Persero) akan memasok listrik dengan daya sebesar 260 Mega Volt Ampere (MVA) ke pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani antara PT PLN dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co Ltd dengan total kapasitas 160 MVA. Juga dengan PT Akar Mas Smelter Indonesia yang akan memasok listrik berkapasitas 100 MVA.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Adi Priyanto menyampaikan komitmen PLN untuk dapat memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati. “Penandatanganan ini merupakan bentuk kepercayaan dari pelanggan yang telah sepenuhnya menyerahkan urusan listrik kepada PLN dan kami terus berkomitmen untuk menjaga kepercayaan dengan baik,” ungkap Adi.
Adi memastikan pasokan listrik masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dua pabrik pengolahan dan pemurnian tersebut. Saat ini sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki Daya Mampu Netto 2.469 MW. Sementara beban puncak 1.499 MW dan cadangan daya 583 MW. “Sistem ini siap untuk melayani kebutuhan listrik pelanggan industri, dan masyarakat umum,” ungkap Adi.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini di wilayahnya sudah ada 5 Pelanggan Tegangan Tinggi yang telah mempercayakan layanan kelistrikannya kepada PLN. Total daya mencapai 402,25 MVA. Selain itu, terdapat 6 pelanggan yang telah menandatangani PJTBL (Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) dan 10 pelanggan yang menandatangani MoU, termasuk dua perusahaan ini.
Ia pun berharap kerja sama dengan berbagai perusahaan tersebut bisa mendatangkan lebih banyak investor untuk masuk ke Indonesia, khususnya Sulawesi. Sehingga bisa menunjang pembangunan di daerah-daerah.
Pada kesempatan yang sama, Vice President CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd, Dani Widjadja menjelaskan CNGR sebagai produsen prekursor baterai terbesar di dunia telah memiliki pangsa pasar hingga 27 persen di tahun 2021.
CNGR juga telah memasuki rantai pasok untuk perusahaan kelas atas dunia termasuk Tesla, Samsung, hingga CATL (Contemporary Amprex Technology Co). Untuk itu CNGR ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan profesional seperti PLN untuk menopang suplai listrik dalam produksinya.
“Kami menyadari reputasi baik PLN sebagai penyedia listrik di Indonesia yang bisa menjangkau hingga pelosok. Ini adalah penandatanganan nota kesepahaman kedua kami dengan PLN. Kami ingin terus melanjutkan kerja sama ini dan berharap dapat menyelaraskan misi untuk mengabdikan diri pada pembangun negeri ini dan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia,” ujar Dani.
Sementara itu, Direktur Utama PT Akar Mas Smelter Indonesia Muh. Ichsan Sahabudin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Khususnya untuk suplai daya sebesar 100 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
“Dukungan PLN ini sangat berarti untuk mengurangi RAB (Rancangan Anggaran Belanja) kami. Seharusnya kami membangun pembangkit sendiri dan kami tahu betapa besar biayanya untuk itu. Sehingga kami sangat bersyukur PLN bisa menyuplai industri yang membutuhkan pembangkit,” imbuhnya.
Kedua perusahaan smelter ini menargetkan produksi pada 2024. Oleh karena itu PLN berkomitmen untuk dapat memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati.
Sementara General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar), Awaluddin Hafid berterima kasih dengan kepercayaan dua perusahaan smelter pada PT PLN.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya, penandatanganan ini menjadi bukti bahwa PLN mendapat kepercayaan penuh dan siap melayani kebutuhan listrik smelter. Silahkan pelanggan fokus mengurus bisnisnya, kami akan urus pasokan listrik pelanggan,” pungkasnya.
Dijelaskan pula bahwa PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri, khususnya industri smelter, dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC).