Jakarta,TAMBANG – Kinerja positif yang dibukukan PT Indika Energy,Tbk (INDY) di tahun 2017 berlanjut ke tahun 2018. Dalam tiga bulan pertama tahun ini kinerja keuangan dan operasi perusahaan meningkat signifikan.
Di kuartal pertama ini pendapatan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencapai USD 809 juta. Ini berarti naik sebesar 264 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk diketahui di kuartal I tahun 2017, pendapatan perseroan tercatat sebesar USD 222,5 juta.
Direktur PT Indika Energy,Tbk (INDY) Aziz Armand menjelaskan faktor utama meningkatnya pendapatan ini diantaranya berasal dari pendapatan PT Kideco Jaya Agung sebesar USD527,8 juta yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Indika Energy.
“Kenaikan ini salah satunya berasal dari konsolidasi terhadap pendapatan PT Kideco Jaya Agung ,” tandas Aziz.
Sebagaimana diketahui pada Desember 2017, PT Indika Energy Tbk telah merampungkan akuisisi 45 persen saham PT Kideco Jaya Agung sehingga saat ini PT Indika Energy,Tbk menguasai 91 persen saham.
Faktor lain penopang kenaikan pendapatan tersebut adalah pendapatan Petrosea yang meningkat 18 persen menjadi USD68,9 juta berkat bertambahnya kontrak bisnis pertambangan. Selain itu kenaikan pendapatan juga didukung oleh bisnis perdagangan batu bara yang naik menjadi USD108,5 juta atau meningkat 81 persen.
Sementara Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas mengalami penurunan menjadi USD4,9 juta. Hal ini juga terjadi karena terkonsolidasinya PT Kideco Jaya Agung dalam laporan keuangan Indika Energy, sehingga bagian laba dari Kideco tidak lagi diakui sebagai bagian dari pos ini.
Perusahaan energi terintegrasi ini membukukan laba yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar USD58,4 juta. Capaian ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD22,1 juta. Sedangkan laba inti perseroan tiga bulan awal 2018 sebesar USD 75,5 juta. Capaian ini meningkat signifikan dibanding periode yang sama di tahun 2017 yang tercatat sebesar USD23,2 juta.
Untuk diketahui laba inti adalah laba berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk di luar keuntungan atau kerugian nonoperasional dan pajak terkait terkait.
“Kedepan Indika Energy akan fokus memanfaatkan keunggulan operasional kami di sektor energi untuk menangkap berbagai peluang usaha. Misalnya Indika Energy akan menginvestasikan USD108 juta untuk membangun terminal penyimpanan produk bahan bakar di Kariangau, Kalimantan Timur. Ini menambah capaian kontribusi dan pengabdian Indika Energy terhadap pembangunan nasional, yang telah berlangsung selama 45 tahun,” tandas Direktur Utama Indika Energy,Tbk M. Arsjad Rasjid.
Tahun 2018, Perseroan menargetkan produksi batu bara dari PT Kideco Jaya Agung sebesar 32 juta ton. Sementara dari anak usaha yang lain yakni PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU), ditargetkan produksi sebesar 1,5 juta ton.