Jakarta-TAMBANG. Harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir mengalami rally penguatan. Ini tentu menjadi berita baik bagi perusahaan tambang batu bara. Maklum saja dalam beberapa tahun terakhir harga salah satu sumber energi ini melemah.Dan baru dalam beberapa bulan terakhir kembali menguat.
Meski telah terjadi penguatan beberapa pelaku usaha memilih untuk tetap bersikap hati hati. Presiden Direktur PT Adaro Energy Garibaldi Thohir yang ditemui usai peluncuran Buku Biografi Bapak Soetaryo Sigit, “Membangun Pertambangan Untuk Kemakmuran Indonesia, mengaku bersyukur atas trend kenaikan harga jual batu bara. Meski demikian menurutnya hal yang paling penting saat ini pihaknya terus melihat apakah kondisi tersebut bisa berkelanjutan atau tidak.
“Yang pasti saya selalu mengatakan kalau harga jual nggak ada yang bisa diprediksi. Jadi jika ditanyakan bagaimana harga ke depan tidak ada yang bisa memastikan,” tandas Boy di Adaro Institute, di Jakarta, Senin (7/11).
Ia pun memastikan bahwa pelaku usaha sulit melakukan intervensi terhadap pergerakan harga karena harga biasanya lebih ditentukan oleh kondisi suplai dan demand. Berangkat dari keyakinan itulah menurut Boy yang dilakukan PT Adaro Energy,Tbk tidak lain fokus pada upaya menekan biaya produksi. Efisiensi, dinilai menjadi strategi yang diterapkan bertahun-tahun demi menjaga performa tetap maksimal. “Saya optimsitis, performance Adaro akan lebih baik, tapi kuncinya di efisiensi,” ujarnya.
Boy mengakui kenaikan harga bara turut memberi dampak positif bagi kinerja perusahan. Namun menurut Boy strategi Adaro tidak berubah. Hal ini karena perusahaan tersebut punya perencanaan jangka panjang yang tidak bisa berubah sewaktu-waktu.
“Jadi nggak bisa yang namanya (bisnis) tambang itu, nggak bisa (berubah-ubah strategi dalam waktu singkat). Tahun ini 10 juta (ton), terus tiba-tiba harga bagus, jadi 20 juta (ton), nggak bisa, kapasitasnya sudah ada,” tutur Boy.
Pada 2016 target produksi Adaro berada pada kisaran 52 hingga 54 juta ton (Mt) batubara. Sejauh ini realisasinya sekitar 39,3 Mt dalam sembilan bulan terakhir. Namun Boy optimis sampai akhir tahun target yang sudah dicanangkan bakal tercapai.
Untuk diketahui harga batu bara acuan (HBA) pada November sudah menembus angkaUS84,89 per ton. Jika dibanding harga di bulan Oktober telah terjadi kenaikan 23%. Di Bulan Oktober HBA ada di angka US$69,07 per ton.