Beranda Tambang Today PT Adaro Energy,Tbk Bagi Deviden US$101,08 Juta

PT Adaro Energy,Tbk Bagi Deviden US$101,08 Juta

Jakarta-TAMBANG. Salah satu perusahaan energi nasional PT Adaro Energy,Tbk (ADRO) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam rapat tersebut para pemegang saham bersepakat untuk membagi deviden sebesar 30% dari laba bersih Adaro pada 2016 atau senilai US$101,08 juta sebagai dividen tunai.

Angka ini sudah termasuk deviden tunai interim sebesar US$60,77 juta yang sudah dibayarkan pada 13 Januari 2017. “Sisanya sebesar US$40,3 juta akan didistribusikan untuk pembayaran dividen tunai final,” ungkap Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy,Tbk Garibaldi Thohir.

PT Adaro Energy,Tbk termasuk salah satu perusahaan yang dalam beberapa tahun terakhir selalu membagikan deviden pada pemegang sahamnya. Tahun sebelumnya perseroan mebagi de49 persen dari laba bersih atau US$75,49 juta sebagai dividen tunai, termasuk dividen interim sebesar US$35,18 juta. Garibaldi menambahkan, keputusan pembagian dividen mencerminkan kinerja perseroan yang kuat di sepanjang 2016.

Garibaldi Thohir mengakui kinerja operasi perseroan mendapat dukungan dari kondisi pasar batubara yang membaik. “Dan kami berhasil mencapai target dan mencatat kemajuan-kemajuan yang signifikan,” imbuh Garibaldi.

Sementara terkait dengan target produksi batu bara di tahun 2017 ini tidak banyak berubah dari tahun lalu. “Kita akan konservativ. Untuk tahun ini dari sisi produksi batu bara masih sama seperti tahun lalu diangka 52-54 juta ton,”terangnya.

Salah satu pertimbangan untuk tidak meningkatkan produksi menurut Garibaldi terkait rencana jangka menengah dan panjang perseroan di sektor ketenagalistrikan. “Bagaimana di jangka menengah dan panjang kami harus mengamankan pasokan batu bara untuk pembangkit. Karena kami tidak ingin lagi dikenal sebagai perusahaan tambang saja tetapi sebagai perusahaan energi,”tandas Garibaldi.

Oleh karenanya ke depan kinerja perseroan akan ditopang oleh tiga bidang usaha yakni tambang, services dan ketenagalistrikan. Saat ini kontribusi terbesar masih berasal dari pertambangan batu bara, namun ke depan Manajemen menargetkan kontribusi dari sektor services dan ketenagalistrikan juga meningkat.