Jakarta, TAMBANG – PT Kereta Api Indonesia (KAI) punya peran besar di bidang logistik batu bara, khususnya untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Corporate Deputy Director of Freight Marketing & Sales KAI, Junaidi Nasution mengungkapkan, pada tahun 2025 mendatang KAI memproyeksikan kapasitas pengangkutan batu bara hingga 90 juta ton.
Proyeksi tersebut akan terealisasi seiring proyek penambahan sejumlah terminal di sepanjang jalur kereta di Sumatera Bagian Selatan, dari Stasiun Sukacinta di Lahat hingga Stasiun Kertapati di Palembang dan Stasiun Tarahan di Lampung.
“Kami di kereta api banyak melayani pertambangan di Sumatera Selatan, yaitu di Palembang dan Tanjung Karang Provinsi Lampung. Proyeksi kami di tahun 2025 pengangkutan batu bara bisa sampai sekitar 90 juta ton,” ungkap Junaidi, Rabu (3/3/2021).
Menurutnya, target itu dicapai dari aktivitas bongkar-muat dengan penambahan sebanyak 97 kereta api. Adapun aktivitas bongkar-muat yang saat ini dilayani KAI didukung oleh 99 kereta api.
Untuk diketahui, pada tahun lalu KAI mencetak capaian volume angkutan batu bara sekitar 30 juta ton. Sedangkan tahun ini, untuk wilayah Sumbagsel KAI memasang target volume batu bara sebanyak 43,14 juta ton, dan secara nasional dicanangkan proyeksi sebanyak 56,41 juta ton.
“Pada tahun 2021 kita punya program 56,41 juta ton yang akan kita angkut dari seluruh indonesia,” kata Junaidi.
Lebih lanjut, mantan Direktur Utama PT Kereta Api Logistik itu menyebutkan, segmen batu bara memegang porsi hingga 95 persen dari total pengangkutan KAI di wilayah Sumbagsel. Pada tiap rangkaian kereta, KAI mampu menampung besaran volume batu bara antara 1500-3000 ton.