TAMBANG, JAKARTA. HARI ini, 17 Agustus 2016, Bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-71. Sehari sebelum peringatan itu, kemarin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Presiden menyampaikan pidato kenegaraan.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan kepada Presiden Indonesia pendahulunya, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Joko Widodo. ‘’Semua telah bekerja keras, membanting tulang, untuk mengatasi tiga tantangan di zamannya masing-masing,’’ katanya.
Tiga tantangan itu adalah memutus mata rantai kemiskinan, rantai pengangguran, serta rantai ketimpangan dan kesenjangan sosial.Perbedaannya, kata Jokowi, saat ini Indonesia menghadapi tantangan tersebut di tengah tatanan baru dunia, di tengah era kompetisi global. Kompetisi tidak lagi terjadi antardaerah tetapi antarnegara, antarkawasan. ‘’Sebuah era di mana semua negara saling terhubung satu sama lain, satu masalah bisa menjadi masalah bagi negara-negara di dunia,’’ kata Jokowi.
Sampai sekarang, ekonomi global masih mengalami perlambatan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional juga terpengaruh. ‘’Namun kita patut bersyukur bahwa perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen. Bahkan dalam triwulankedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen. Pertumbuhan itu jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang,’’ lanjutnya.
Pada tahun percepatan pembangunan ini,Pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah: Pertama, percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan Sumber DayaManusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi.
Melalui percepatan pembangunan infrastruktur, dibangun sarana infrastruktur secara lebih merata di seluruh Tanah Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil ketimpangan dankesenjangan sosial. Akselerasi pembangunan infrastruktur logistik meliputi jalan, pelabuhan, bandara,dan rel kereta api. Sedangkan akselerasi pembangunan infrastruktur strategis mencakup pembangkit listrik,telekomunikasi, irigasi, dan perumahan rakyat.
Di bidang kelistrikan, program listrik 35.000 MW terus dipacu, dipantau secara ketat dan cermat. ‘’Kami ingin memastikan program ini terlaksana dengan lancar dan dapat mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen di tahun 2019,’’ katanya. Ketikaitu terjadi, Indonesia akan bebas dari byar-pet. Usaha kecil dan industri rumah tangga dapat berjalan lancar dan anak-anak dapat belajar di malam hari dengan penerangan lampu listrik yang memadai.
Foto : Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan.
Sumber foto: presidenri.go.id