Jakarta – TAMBANG. Meskipun masih mampu mengekspor 400 ribu barel minyak mentah per hari, namun Republik Indonesia di sisi lain juga harus mendatangkan 850 ribu barel Bahan Bakar Minyak (BBM) dari luar negeri tiap harinya. Karenanya, pemerintah kini sedang mengupayakan agar produksi minyak dari ladang-ladang di tanah air bisa mendapat prioritas untuk diolah di dalam negeri.
“Kita mengeskpor crude hampir 400.000 barel per hari, dan kita sudah melakukan kajian untuk mengoptimalisasikan crude ini bersama SKK Migas dan Pertamina. Jadi ada potensi 200.385 barel crude per hari yang bisa diolah langsung didalam negeri,” ujar IGN Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, sebagaimana dilansir situs resmi Kementerian ESDM, Selasa (15/9).
Menurut Wiratmaja, dengan upaya tersebut devisa untuk mengimpor BBM juga bisa dihemat. Kebijakan ini pun pada gilirannya akan menguatkan nilai tukar Rupiah secara signifikan.
“Kebijakan ini otomatis akan mengurangi pembelian dollar oleh Pertamina sebesar 3,8 milyar dollar per tahun, atau hampir Rp 45 triliun per tahun sesuai dengan kurs saat ini,” lanjut Wiratmaja.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi menyatakan, beberapa waktu lalu telah dilakukan pertemuan antara SKK Migas, Pertamina dan beberapa KKKS. Inti pertemuan tersebut adalah mengungkapkan minat Pertamina untuk mengambil minyak mentah yang mereka produksi, supaya bisa diolah di dalam negeri.
“KKKS merespon positif kemudian mereka akan melaporkan ke kantornya dan minggu depan akan dilaporkan hasilnya,” pungkas Amin.