Yogyakarta – TAMBANG. Program Pembangkunan Pembangkit 35.000 MW akhirnya secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, Senin (4/5) siang. Pantai Sambas di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terpilih menjadi saksi sejarah yang peresmian proyek ambisius tersebut.
Presiden Joko Widodo memaklumi bila banyak pihak yang menyangsikan target penambahan kapasitas listrik sebesar 35.000 MW, hanya dalam jangka waktu 5 tahun. Sebab, selama 70 tahun Indonesia merdeka, pemerintah baru sanggup menyediakan listrik 50.000 MW.
Namun demikian, dalam sambutannya Presiden Jokowi menegaskan program pembangkit 35.000MW ini bukanlah proyek yang ambisius. Ia optimistis proyek ini akan terealisasi sesuai target, dengan pembenahan regulasi yang sudah dikerjakan untuk percepatan proyek-proyek yang diprogramkan.
“Program ini detil dan didukung regulasi yang disederhanakan, meskipun belum selesai. Saya terus pantau. Kalau ada masalah, saya selesaikan di lapangan,” tukas Presiden Jokowi.
Selain itu, ia menitipkan pesan agar pembangkit yang dibangun bisa menyerap komponen produksi dalam negeri, seperti untuk travo dan jaringan transmisi.
“Jangan sampai barang-barang tersebut diimpor dari luar. Dengan menetapkan kandungan lokal di atas 60-70%, maka industri dalam negeri akan berkembang,” tambahnya lagi.
Ditegaskan Jokowi, swasta diberikan kesempatan terlebih dahulu dengan porsi yang yang lebih besar dalam program 35.000 MW ini. Namun apabila swasta tidak mampu, Presiden akan memerintahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengambil alih.
Pada acara peresmian tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PLN (Persero) Sofyan Basyir, serta Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.