Jakarta,TAMBANG,-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy dengan kapasitas 515 megawatt di Kabupaten Poso dan PLTA Malea Energy dengan kapasitas 90 megawatt di Kabupaten Tana Toraja. Acara ini dipusatkan di PLTA Poso Energy, Poso, Sulawesi Tengah pada Jumat, (25/02).
Dalam peresmian tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan pembangkit listrik ini akan mendukung proses transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). “Pagi hari ini saya sangat senang sekali karena kita semuanya akan meresmikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang itu adalah berarti energi hijau, berarti adalah EBT (energi baru terbarukan),” ungkap Presiden.
Ia melanjutkan kita tahu sekarang global mendesak, mengajak, memberikan support kepada semua negara untuk menggeser pemakaian energi fosil utamanya batu bara dan masuk ke energi hijau.
Indonesia menurutnya bersyukur punya potensi energi baru dan terbarukan. Dari hitungan terakhir ada 418 gigawatt yang berarti 418 ribu megawatt (MW) baik itu dari hydropower, geothermal, tenaga surya, angina dan panas permukaan air laut. “Hanya bagaimana kita bisa menggeser dari yang batu bara ini kepada energi hijau. Ini juga bukan pekerjaan mudah karena sudah terlanjur banyak sekali PLTU-PLTU kita,”tandas Presiden Joko Widodo.
Presiden di kesempatan itu kembali menegaskan komitmen Pemerintah dalam bauran energi di tahun 2025 mencapai 23 persen untuk EBT. Kemudian di 2030 terjadi penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen dan nanti di 2060 emisi nol. “Itu semuanya harus sudah kita dapatkan. Target-target seperti ini tidak mudah dikejar. Karena memang antara pertumbuhan permintaan dan pertumbuhan listrik harus terus diseimbangkan. Jangan sampai ada kelebihan pasok dari PLN sehingga membebani dari PLN,”tambah Presiden.
Presiden kembali menyoroti aspek birokrasi dalam proses penngembangan EBT. “Saya tekankan pada pagi hari ini adalah agar birokrasi, utamanya di PLN itu betul-betul, Pak Dirut, diperhatikan. Jangan sampai ada keluhan lagi seperti tadi juga disampaikan Bapak Jusuf Kalla, negosiasi perizinan itu sampai lebih dari lima tahun. Sekuat apa pun orang ngurus izin negosiasi sampai lebih dari lima tahun, kecapean di ngurus izin, belum bekerja di lapangan,” ungkap Presiden.
Untuk diketahui proyek PLTA Poso berkapasitas 515 MW dengan 11 trubin yang terdiri dari PLTA Poso I (4×30 MW), PLTA Poso II (3×65 MW), PLTA extension (4×50 MW). Listrik yang dihasilkan PLTA Poso bukan saja dialirkan ke Sulawesi Tengah tetapi juga ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. PLTA Poso dimiliki oleh PT Poso Energy, dan perusahaan ini milik keluarga Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI.