Jakarta – TAMBANG. Presiden RI, Joko Widodo meresmikan dimulainya konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jumat (28/8). Bersamaan dengan itu, secara simbolis Presiden RI pun meresmikan Program Elektrifikasi untuk 50 Lokasi Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan.
“Peresmian proyek ini menjadi simbol keberpihakan pemerintah kepada pembangunan untuk kepentingan umum dan pembangunan infrastruktur lain”, ucap Presiden Joko Widodo dalam sambutannya.
PLTU Batang yang didirikan di Provinsi Jawa Tengah akan menjadi PLTU terbesar se-Asia Tenggara dengan kapasitas 2 x 1.000 MW.Pembangunan proyek raksasa ini sudah berkali-kali molor dari jadwal, terutama karena masalah pembebasan lahan dan penolakan warga.
Proyek tersebut digarap dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (Public-Private Partnership/PPP) pertama dengan skala besar. Nilai investasinya sendiri tak kurang dari US$ 4 miliar.
“Hal ini juga menunjukkan pemerintah berkomitmen kuat untuk mendukung investasi, sehingga akan dapat memicu investor untuk menanamkan dananya di Indonesia”, jelas Presiden.
Sedangkan Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan merupakan janji pemerintah sebagai hadiah 70 tahun kemerdekaan RI. Daerah-daerah yang selama ini belum terlistriki itu kini akan diterangi dengan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Untuk 50 lokasi yang tersebar di 13 provinsi tersebut, pemerintah memberikan 149 unit mesin diesel dengan total kapasitas 67,8 MW. Sehingga, PLN kini mampu menyalurkan listrik kepada 35.468 pelanggan baru di pulau terdepan dan daerah perbatasan.
Pada acara seremonial tersebut, turut hadir pula Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Direktur Utama PLN Sofyan Basir.